Sudah hampir dua minggu semenjak gundamku lontarkan kepada Meyda Sefira,
dikeseharian Meyda tetap disibukan dengan jadwal-jadwal syuting dan
promosi. Meski di tengah kesibukannya Meyda tetap harus melayani
nafsuku, semakin hari Meyda menjadi lebih lihai dalam melakukan
persetubuhan baik sex kilat maupun di apartemennya. Di kesehariannya
Meyda tetap tampak bersahaja dan anggun dengan Jilbab yang selalu
menutupi kepalanya, tetapi diluar itu Meyda sudah menjadi semakin binal.
Malam sudah menunjukan jam 9 lewat, scene shooting hari itu sudah
selesai, “Mang, kita pulang yu..”, kata Meyda mengajakku untuk segera
pergi. Sekarang Meyda tidak pernah duduk di kursi belakang lagi, atas
perintahku sekarang Meyda selalu duduk disampingku dengan begitu aku
bisa mengerayangi tubuh Meyda yang sintal di balik baju dan kerudungnya
itu.
Mobi pun mulai meluncur, tetapi arahnya ku rubah bukan menuju ke
apartemen, melainkan kearah puncak, tak lama kemudian mobil yang
sedangku kendarai berhenti karena lampu perempatan jalan berwarna merah,
perempatan yang sepi aku mengeluarkan penis kesayanganku, kemudian
tanganku meremas payudara Meyda yang tertutup bajunya dengan lembut.
“Emmhhh…..”, meyda bergumam ketika toketnya ku remas-remas.
Lampu jalan telah menunjukan warna hijau. Mobil yang ku kendarai juga
ikut meluncur seiring “Sepong kontol ku Meyda…., sekalian bersihin dulu
tadi aku sudah kencing belum di bersihkan!!”, tangan meyda langsung
meraih batang penisku, “Tuan pengen di sepong..??, Meyda sepong ya….”,
dengan nada bicara yang genit dan manja Meyda mendekatkan kepalanya ke
kontolku. Meyda langsung menjilati penisku terutama liang kencingku
dimainkan dengan lidahnya kemudian Meyda memasukan batang penisku ke
dalam mulutnya. Bibir Meyda sampai mentok ke selangkangan ku. Meyda
memaju mundurkan kepalanya, dia terus nengulum penisku yang semakin
membesar.
“Ahh, kamu hebat Meyda…., kamu tambah pintar nyepong…”, kataku sambil aku terus mengendarai mobil.
“srrrruuuppp….. srruuuppp….. enak sekali kontol Tuan….”, ucap Meyda
sambil meneruskan kembali mengulum penisku batangku disedot sedot dalam
mulutnya. dengan sangat rakusnya Meyda terus melakukan kuluman demi
kuluman, kuluman yang rakus dan buas, hampir selama 7 menit Meyda terus
mengulum penisku dan aku pun sudah ingin mengeluarkan pejuku.
“Oooooooh .. bentaaaar aaaaaaaaaaaaaaaaah .. maaaaaaaaaaaauuuu
aaaaaaaaaaaaaaaaah Sekaaaraaaaaaaaaaaaaanggg aaaaaaaaaaaaaaaaaah “ aku
tidak kuat lagi, beberapa menit kemudian memuntahkan lahar putih ke
tenggorokan Meyda.
“Croooooooooot … croooooooooooooooot .. crooooooooooooot .. croooooooooot “
Isi dalam mulut Meyda penuh dengan pejuku, ditelonnyo spermoku itu dolom
dolom don ditoriknyo penisku serta dikocok logi, muncratan spermaku
sampai berlepotan di wajah Meyda Sefira dan sebagian mengenai jilbabnya.
“Emmhh gurih sekali peju Tuan….”, kata Meyda manja. “Tuan Kita akan
kemana….????”, Tanya Meyda kepadaku ketika dia mengetahui tujuanku
bukanlah ke Apartemennya. “Kita menuju villa Mr. Robert di puncak”,
kataku pendek.
“Emmhh….. Tuan akan ngentot Meyda disana…???”, Tanya Meyda manja. “Bukan
kamu dah aku jual buat memuaskan nafsu bule-bule tamunya Mr. Robert.
Mungkin nanti kamu akan di gambang oleh bule-bule itu…. Kamu
maukan…???”, jawabku kepada Meyda.
Meyda terdiam, tapi kemudian dia tersenyum “Tubuhku ini milik tuan…,
Meyda bersedia di jual dan menjadi lonte tuan…, selama tuan
menyukainya….”.
Jam sepuluh malam mobil yang ku bawa memasuki sebuah villa, ya villa Mr.
Robert. Mr. Robert adalah seorang pengusaha asing, dulu dia pernah aku
bantu waktu dia mau membuka pabrik baru di kawasan Semarang. Ya biasa
membantu dengan menggunakan ilmuku supaya masyarakat disitu mau menjual
tanahnya kepada Mr. Robert dan Mr. Robert pun sudah fasih berbahasa
Indonesia karena memang sudah lama dia menetap di Indonesia.
Didepan beranda Villa Mr. Robert sudah menunggu, “Sorry Mr. Robert, saya
telat…”, sapaku kepada Mr.Robert, sementara Meyda Sefira kusuruh
menunggu di mobil. “Ngak apa-apa, well perempuan itu yang akan melayani
tamu-tamuku…? bukankah dia aktris yang kau janjikan…?”, Tanya Mr. Robert
sambil melirik ke arah mobil.
“Iya tuan, dia yang main di film Ketika Cinta Bertasbih….”, jawabku.
“But bukankah dia wearing a hijab…??, kamu yakin dia bisa dipakai….??”
Tanyanya lagi, “ Tenang Mister, dia 100% bisa dipakai dan saya yakin dia
bisa melayani kemauan tamu-tamu tuan, meski dia pakai jilbab…, oh iya
Mister sekarang dia udah ngak pake BH ama cangcut…, tapi kalo make dia
harganya cukup tinggi… dan satu lagi Mister ketika memakai dia jangan di
buka jilbabnya…” sambungku kemudian. “Ok…, No problem…. Segini
cukup….???”, Mr. Robert sambil mengeluarkan sebuah cek yang bertulis
seratus lima puluh juta rupiah. “Wah, lebih dari cukup tuan….!!”,
kemudian aku memanggil Meyda untuk menghampiri kami berdua.
“Kenalkan ini Mr. Robert…, untuk malam ini kamu akan disini dan melayani
kemauan Mr. Robert….!!!”, kataku kepada Meyda, “So who’s your name
ladies…??”, Tanya Mr. Robert ke Meyda. “I’m Meyda, Meyda Sefira ….”
Jawab Meyda, “come here girl…!!”, Meyda mendekati Mr. Robert tiba-tiba
tangan Mr. Robert kemudian memegang pantat Meyda “You have a nice ass… I
love it…”, dan tak lama setelah itu Mr. Robert memegang payudara Meyda
“You not wearing a bra huh…???”, sambil meremas-remas Payudara Meyda.
“Acchhhh…. No Sir.., I not wearing a bra…!!!” Meyda melenguh… ketika
payudaranya di remas oleh Mr. Robert, “You have scented body…, ,Are you
ready to fuck with my guests, Meyda..??”, kata Mr. Robert sambil
berbisik di telinga Meyda dan tangannya Mr. Robert menyelusup ke arah
selangkangan . “Acchhh, I ready to have sex, with your guest….Acchh…”,
jawab Meyda. “Nice girl…, Come with me….”, kata Mr. Robert sambil
merangkul Meyda dan mengajak dia masuk ke dalam Villa, sementara aku di
tinggal diluar.
Setelah Meyda dan Mr. Robert memasuki Villa, aku kembali ke mobil, dan
keluar dari villa itu meninggalkan Meyda sampai dengan besok pagi di
Villa Mr. Robert. Sementara itu setelah Meyda memasuki villa, diruang
tengah ternyata teman-teman Mr. Robert sedang mengobrol sambil meminum
wine. “Well Guys, this a girl who had I promised to fuck and remember
don’t put her hijab”, kata Mr. Robert. John yang paling dekat kemudian
mendekati Meyda, “you so beautiful girl…., what your name young
lady….??”, tanyanya. “My Name’s Meyda, Sir and I ready to serve you..”,
jawab Meyda dengan sedikit genit. Sementara Mr. Robert pergi mengambil
handycam.
“Before, you serve us, better you drink this…”, kata Michel sambil
memberikan wine yang sudah dicampur dengan obat peransang kepada Meyda
dan itu bukan obat peransang biasa orang yang meminumnya selain mudah
teransang dan kuat untuk melakukan hubungan intim semalaman. Kemudian
Meyda meminum wine tersebut. “dwelt among us please…!!!”, John menarik
Meyda supaya dia duduk disofa diantara mereka berempat. Tubuh Meyda
tiba-tiba menjadi panas, puting payudaranya menjadi mengeras dan
vaginanya sedikit basah.
“You are so pretty, and your body very fragrant….”, ucap Morris sambil
menciumi leher. “Are You ready for love….”, kata john yang duduk
disebelah Meyda sambil tangannya meremasi payudara Meyda.”Aaaacchhh…., I
ready sir….pleasse….”, jawab Meyda yang mulai horny berat.
“So, please you choose which one of dick will you suck first”, kata Jim
sambil mengeluarkan penisnya dan yang lainnya pun berdiri mengelilingi
Meyda yang sekarang duduk di atas karpet sambil penis mereka
dikeluarkan. Sementara Robert yang telah mengambil handycam mulai
merekamnya.
Meyda Sefira pun sekarang di kelilingi oleh penis-penis yang mulai
keras. Mata Meyda tampak berbinar dikelilingi penis tersebut dan tangan
kirinya meraih penis Morris, sementara tangan kanannya meraih penis Jim.
Meyda mulai mengocok penis-penis tersebut dan sambil mengulum
penis-penis tersebut. Meyda tampak rakus dalam mengulum penis.
“mmmmmmmmmm …. mmmmmmmmm … “ suara yang keluar dari mulut Meyda Sefira
ketika penis-penis itu bergantian masuk ke dalam mulutnya, besarnya
penis-penis itu membuat Meyda Sefira sampai kerepotan karena bentuk
bibirnya yang seksi dan cenderung kecil.
“aacckkhh … you are very clever sucking my dick,…. Acckkkhhh you are
wild girl Meyda“, kata John sambil mengerang. Meyda Sefira tampak
tersipu sambil terus melakukan sedotan ke penis-penis itu secara
bergantian. Sesekali sambil tangannya bergantian mengocok penis tersebut
dengan sangat lancar dan halus. Sedot-sedotan yang dalam membuat para
tamu Mr. Robert tersebut keenakan, Meyda Sefira memperlakukan
penis-penis tersebut dengan lincah.
Sementara sekarang posisi Meyda seperti yang merangkak kali ini mulut
Meyda sedang di penuhi penis milik Morris,“ suck this little bitch….!!”
Morris membentak kemudian dengan kasar dan menjejalkan penisnya ke mulut
Meyda. sambil menjambak jilbab yang sedang di pakai Meyda.
“Hoommmmmhh, Ummmmmmmhhh… Mmmmmmmm” suara mulut Meyda yang sedang
mengulum penis Morris. Sementara John mengambil posisi di belakang, rok
Meyda pun sudah terjatuh ke lantai. Sehingga terlihat bagian pantat yang
padat berisi. ”Nice.. Boob… I got you, little bitchhh…”, kata John
sambil mengarahkan penisnya ke vagina Meyda, dan tangannya meremas-remas
bongkahan sang artis berjilbab. Sedangkan Mr. Robert dengan asiknya
merekam semua kegiatan mereka.
“Awwww…… Arrrhhhhhhh… Crrrrr Crrrrrrrrrrrrr”, Meyda mengerang ketika
penis John menjebol vaginanya secara sekaligus, dan dengan kasarnya John
mengaduk-ngaduk vagina milik Meyda sedangkan dibagian depan Morris
tidak memberi kesempatan kepada Meyda untuk menarik nafas.
“Slllcckkkkk…, slllllcccckkkkk… Cupkkhh.. cupkkhh….” Suara yang keluar
dari mulut Meyda. Hampir 10 menit vagina Meyda di aduk-aduk oleh penis
Jhon. Sambil memukul atau meremas-remas pantat sang artis berjilbab. dan
tak lama kemudian… “Ahhh Ahhhh Owwwww….”, meyda berteriak sekencangnya
ketika dia mengalami orgasme pertamanya. Cairan cinta Meyda langsung
memancar ketika penis John dikeluarkan. Semua kejadian itu terekam jelas
dalam handycam Mr. Robert
John dan Morris beristirahat sejenak, memberi kesempatan pada dua
temannya. Michel langsung menjambak jilbab sang gadis dan mengarahkan
penisnya untuk di kulum oleh Meyda. Meyda yang masih lemah akibat
orgasme langsung membuka mulutnya dengan kasar Michel memaju mundur kan
pantatnya sambil tetap menahan kepala Meyda. “suck it bitch, damm you!!
Harder bitchhh!!! ”.
Sementara dibelakang Jim sudah mengambil posisi “I love your little ass
and I will fuck your ass….”, Meyda yang sedang di perkosa mulut tidak
mendengar apa yang dikatakan Jim. Sehingga “Arrrhhhhhhhhhhhhhhhhh….! ”
terdengar erangan Meyda, ia mengerjap-ngerjapkan matanya, kesakitan itu
membuatnya terbata-bata. “Arrh, shak.. shakit…, Aww, Heggg” mata Meyda
membeliak lebar-lebar ketika sebuah hentakan menjebol lubang duburnya,
mulutnya terbentuk seperti hendak mengucapkan huruf “A” ketika merasakan
batang penis yang hitam dan panjang itu menerobos memasuki lubang
duburnya dengan paksa. Sementara Michel menghentikan sejenak
aktifitasnya untuk memberikan kesempatan pada Meyda mengambil nafas.
Gerakan kasar dari Jim yang sedang menyodomi dubur Meyda membuat
tubuhnya terdorong-dorong ke depan . Jim menarik pinggul Meyda agar
lebih menungging sehingga penisnya dapat keluar masuk dengan lebih
leluasa. Penis yang besar itu memacu lubang anus Meyda. Meyda meringis
ketika lubang anusnya yang masih seret kering dimasuki oleh penis besar.
“Awwwwwwhhhhhhh !!! ” Meyda menjerit panjang ketika si negro mulai
memaju mundurkan penisnya dengan kasar. Matanya melotot, erangannya
terdengar keras “Arrrrhhhhhhhhhhhhhhh!!!”, Meyda seolah-olah merasakan
lubang anusnya sedang dibelah begitu kasar dan brutal “Plokkkkkk…
Plokkkkkk… Plokkkkkkk….Plokkkk” suara benturan buah pantat Meyda yang
sedang dihajar oleh penis si negro terdengar dengan semakin keras.
Ekspresi kesakitan di wajah Meyda perlahan-lahan digantikan oleh
ekspresi kenikmatan, desahan-desahan dan rintihan kenikmatan penuh
dengan gairah seksual Meyda. Melihat hal itu Michel kembali memasukan
penisnya ke mulut Meyda.tetapi di belakang sodokan-sodokan yang
dilakukan oleh Jim semakin brutal. Sementara Mr. Robert mendekati dan
memasukan dildo getar kedalam vagina Meyda, membuat sang artis berjilbab
itu bertambah gairah seksualnya akibat hujaman penis di anus, getaran
dildo dan mulutnya yang terus melayani sebatang penis. Dan tak lama
kemudian. “Ahhhhhhhhhhh…. Crrrrrrrrtttt…. Crut” Meyda menahan nafas,
tubuhnya mengejang akibat klimaks yang kedua kalinya, sampai-sampai
dildo getar yang tadi menempel di vaginanya menjadi terlempar.
Tubuh Meyda yang sekarang sudah telanjang kecuali jilbab yang digunakan
kembali ditarik oleh Morris, Morris yang sedang duduk di sofa menyuruh
Meyda. Menduduki penisnya dengan posisi Meyda membelakangi Morris. “I
want fuck your ass…, bitch…”, Meyda memegangi dan mengarahkan penis
besar kembali ke anusnya dan “Ahhhhhhh..!!! ”sedikit demi sedikit penis
tersebut masuk ke dalam lubar anus Meyda, namun secara tiba-tiba
menjebloskan penisnya sekaligus kedalam lubang anus gadis itu.
“Arrrrhhhhhhh….!! Sakitttt!!! Sakitttt sekaliiiii….”, namun Morris yang
tidak bahasa Indonesia malah Memaksa Meyda untuk bergoyang di atas
tubuhnya. “Achhhhhhh….! Heggghhh…, Ahhhhhhhhhhh!! ” Meyda tidak dapat
lagi menahan jeritannya ketika merasakan lubang anusnya dipaksa melar
ketika penis keluar masuk dengan kasar. Taklama kemudian John mendekati
Mereka berdua, dengan penis yang sudah tegak sempurna langsung
mengarahkan kepada vagina Meyda dan “Ahhhhh….!! ” Meyda berteriak
kembali ketika penis yang besar itu menekan-nekan dengan kasar sebelum
akhirnya amblas memasuki lubang vagina. “Ohhhhhh, Ahhhhhhhhh,
Ohhhhhhhhhh, Awwwwwwww…..” rintih Meyda ketika penis tersebut berlomba
memasuki kedua lubang Meyda, Wajah Meyda memerah menahan sakit, perih
dan kenikmatan yang tiada duanya “Nikmattttt….ssshh…., Akhhhhhhh…,
Owwwww,Hssshhhh ….. please fuck Me harder….”. seolah di perintah
keduanya memacu liang anus dan liang vagina Meyda dengan sangat brutal
dan tak lama kemudian “Ahhhhh….! Crrrr Crrrrr…”, Meyda mengeluarkan
orgasme yang kesekian kalinya.
Posisi Morris sekarang digantikan oleh Michel dan posisi John diganti
oleh Jim. Kali ini Morris memasukan penisnya kedalam vagina Meyda.
“Arhhhhhhhhhhhhhhhh….! ” nafas Meyda terputus-putus ketika batang
penisnya panjang itu masuk hingga terbenam sekaligus dengan sekali
sodokan yang kasar dan kuat menuju rahim Meyda sementara Jim yang
kesulitan untuk menusuk anus sang bintang berjilbab meremas-remas buah
dada Meyda. Morris terus mengaduk-ngaduk vagina Meyda dengan kasar dan
kuat sementara Jim yang sudah tidak sabar ”I love wet pussy.., let me
see you can handle two dick in your pussy….”
“Hennggghhhh…!! Akkkhhhhhhhh…. Arrrrggghhhhhhhhhhhhhh…… Hekkkk,
Hekkkkss, Hekkssss….. Errrhhhhhh ”, Meyda mengerang sejadi-jadinya
ketika dua penis menerobos vaginanya. “come on girl….we will fuck your
pussy together”
“Aduh…, Ampunnn… Ampunnnnn, Stoppppp, Nn.. Nooooo”, Meyda tampak mengiba
tak kuat menahan rasa sakit yang di deritanya. Tapi itu tak berlangsung
lama “Ahhhhh, Yes, Ahhhhhh, Ohhhhh Yesssss, Emmm Crrrrrrrrr.. Crrrrrrr”
Meyda mendesah-desah semakin liar “fuck me…… fuck me…..yyeeesss
oooohhhh………”, Meyda berusaha mengimbangi kedua penis yang sedang ada di
dalam vaginanya “oooohhh I loveeee…. It….. fuck me harderrr..…..” bagai
orang kesetanan mereka bertiga memacu nafsu syahwatnya masing-masing.
“do love this bicth… hah…., you want more ….. fell this….!!!”, Jim dan
Michel mempercepat gerakan mereka.
“Ahhhhhh, Ohhhhh Yesssss, Emmm I Love this…“,Tubuh Meyda tampak
terayun-ayun dan jilbab yang dikenakannya pun tampak sudah tidak
menentu. Mr. Richard yang sedang merekam seluruh kegiatan menyuruh
Morris untuk membetulkan jilbab sang artis. Setelah membetulkan jilbab
Meyda tiba tiba Morris menarik kepala Meyda untuk memuaskan penisnya
kembali. Kini Meyda di keroyok oleh tiga penis sekaligus. “Oggghhhhhhh…
Hufffhhhh… Emmmmm”, jeritan-jeritan liar Meyda menjadi tertahan. Tetapi
mereka bertiga dengan sadis terus memompa tubuh Meyda.
“Arhhhhhhhhhhhhhhhh….! ” tubuh Meyda menegang dan matanya membelalak,
tubuh ramping itu terdongak sesaat dan kemudian ambruk menindih tubuh
Michel.
Michel mendorong tubuh Meyda hingga terjatuh ke lantai. Tubuh Meyda
sangat lemah setelah empat kali mengalami orgasme, para tamu tersebut
segera mengelilingi Meyda, sambil mengocok batang penisnya
masing-masing, sementara Meyda yang terbaring dilantai membuka mulutnya
seolah meminta jatah peju dari tamu-tamu tersebut dan tidak lama dari
itu “Take this cum, bicth….” Kata Michel, “Crooot…..crooot……Croottt”,
peju menyembur dari masing-masing penis semua mengarah ke mulut Meyda,
sehingga ada yang mengenai Mata, Hidung dan Mulut yang terbuka menerima
limpahan peju. Jilbab Meyda pun tak luput dari semburan peju tersebut.
Setelah puas mereka meninggalkan Meyda yang meringkuk di atas karpet
karena kecapaian.
Sampai besok paginya sebelum aku menjemput kembali Meyda, Mereka
menggarap Meyda di dekat kolam renang. Meyda kembali mengalami orgasme
dasyat. Selama perjalan pulang Meyda tampak letih namun setelah sampai
apartemen Meyda sudah harus melayani nafsuku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar