Kenalkan namaku adalah Suparno, jabatanku sekarang adalah supir…,
hehehe.. kalo supir bukan jabatan kali ya…, ya sekarang telah dua tahun
menjadi supir pribadi dari Meyda Sefira. Sebenarnya waktu di kampung
dulu aku adalah seorang dukun. Tapi karena kampungku terkena musibah
banjir bandang maka aku pun mencari nafkah lain.
Malam itu selepas acara peluncuran film KCB II, aku mengantar Meyda
Sefira pulang ke apartemennya. Meyda Sefira tampak cantik dalam balutan
jilbab merah dan kaos merahnya. Ya Meyda Sefira memang tampak sekali
keanggunannya, apalagi di usianya yang baru 21 tahun (20 Mei 1988).
“Emmhh cape banget nih mang…!!, kita sekarang langsung pulang saja ya.. sudah ingin istirahat nih…” sahut Meyda kepadaku.
“Baik non…”, sahutku sambil melihat ke belakang lewat spion. “Cantik
sekali Meyda, coba dia mau jadi istriku…”, kataku dalam hati. Memang aku
sangat menyukai Meyda Sefira selain cantik dia juga selalu baik hati.
“Emmhh, kayanya malam ini, malam yang tepat untuk menggunakan gundamku
untuk memiliki Meyda”. Kataku dalam hati lagi.
Sepanjang perjalanan aku sering melirik kebelakang memuji kesintalan
tubuh dari Meyda yang begitu sempurna dan sambil melafalkan gundamku
yang akan ku pergunakan buat Meyda. Meyda sendiri tidak mengetahuinya,
dia tampak capek dan sambil melihat ke jalanan.
Akhirnya kami memasuki apartemennya, “Mang, nanti ke atas ya…, aku ada
sedikit rezeki buat abang…”. setelah itu Meyda turun dari mobil dan
langsung naik ke lantai 11 tempat apartemennya.
Kemudian aku menyusul ke apartemennya, setelah dipersilahkan masuk oleh
Meyda akupun duduk di sofa. “Ini, Mang…, aku punya baju buat Mamang,
sama sedikit uang…”, kata Meyda sambil menyerahkan satu kantong kertas
dan amplop kepadaku. Kesempatan nih dapat menjabat tangan dan
mempergunakan gundamku.
“Aduh, terima kasih banyak Non, atas pemberiannya “, sambil menjabat
tangan Meyda yang halus dan mempergunakan gundamku. “Ayo, sekarang
mintalah sesuatu kepadaku, Meyda supaya biar gundamku bekerja dengan
baik”. Kataku dalam hati.
“ Mang, Mamang bisa pijat aku ngak…!!, pundakku pegel-pegel nih…”, kata
Meyda, tapi dia sendiri tidak mengerti mengapa dia mau buat di pijit ma
diriku.
“Bisa, non…!!, silahkan non duduk…”, aku mulai memijitnya, di pundaknya
tercium oleh diriku wangi tubuh dari Meyda yang cantik ini, menambah
naik libido diriku. “sekarang, Meyda akan menjadi miliku”, aku pun mulai
melafalkan gundamku yang terakhir untuk dapat memiliki Meyda. Sambil
terus memijit pundaknya…, tangan ku mulai beraksi di belakang jilbabnya
sambil terus memijitnya.
“Emmhh, terus Mang.., enak sekali pijitan mu..”, kata Meyda sambil matanya terpejam.
“Kamu cantik Meyda sayang …!!” , kataku sambil terus memijit, tanganku
mulai meremas buah dadanya. Meyda tampak kaget tapi dia tidak dapat
berbuat banyak. Membiarkan diriku meremas-remas bongkahan dada sang
Artis berjilbab.
“Tubuh kamu wangi sekali Meyda….!!!”, tangan ku mulai masuk lewat
sebelah atas kaos merahnya…, ku gerayangi dan ku remas payudara.
“Emmhh.., Mamang… Enak…”, kata Meyda yang sudah berada dalam pengaruh gundamku.
“Meyda, sudah pernah melihat kontol”, kataku sambil setengah berbisik di
telinganya. Meyda tampak kaget mendengarnya. Tapi dirinya tampak sudah
termakan hipnotis. Meski wajahnya memerah dia hanya menggelengkan
kepala.
“Meyda, mau melihat kontolku…!!, kamu akan menyukainya sayang…!!” kataku
selanjutnya. Meyda tampak mengangguk dan wajahnya memerah karena malu.
“Sekarang, Meyda buka celanaku, dan kolorku…”, perintahku pada Meyda.
Meyda tampak patuh dia mulai bersimpuh didepan ku dan mepelorotkan
celana dan celana dalamku. Tiba-tiba penisku menyembul dan memang
penisku sudah mulai keras dari tadi. Meyda tampak kaget, karena penis
hitamku yang telah tegak ada di depan mukanya.
“Sekarang, raih kontolku, Meyda sayang…, kamu belai, ciumin dan jilatin
kontolku”, perintahku selanjutnya pada Meyda. Meyda yang tampak ragu
tapi sudah mulai dalam pengaruh gundam. Mulai melaksakan perintahku.
Mula-mula tangannya mengocok penisku. Bibirnya yang tipis mendekati
penisku. Dia mulai mencium ujung penis ku. Meyda tampak belum biasa
terhadap bau tak sedap penisku.
“Ayo Meyda…, jilat dan kulum kontolku…”, perintahku pada Meyda, yang di
lanjutkan dengan anggukan dari Meyda. Meyda mulai menjilati penisku.
Mulai dari ujung penis sampai ke pelirku. Sekarang Meyda sudah mulai
terbiasa dengan bau tak sedap dari penisku.
“Ah…, ya begitu Meyda sayang…, terus jilatan mu enak sekali…, sekarang
mulai masukan kontolku ke mulutmu dan jangan di gigit”, kataku sambil
memegangi jilbab merah milik sang artis. Meyda melanjutkan mengulum
penisku.
“sruupp….,ahh… enak sekali…. sruupp”, Meyda tampak menikmati oral pertamanya. Meski agak sedikit canggung.
“Ahh…. Bagus enak sekali Meyda…..”, kataku sambil menjambak jilbab yang
di kenakannya. “ Ahh… kamu cepat belajar….seponganmu enak sekali… , kamu
menyukainya sayang“, tanyaku kepada artis berjilbab itu.
Meyda mengangguk dan sambil terus mengulum penisku…., aku menggerakan
pantatku seolah sedang melakukan penetrasi. Meyda tampak kelabakan,
karena jilbabnya di jambak dan aku memaju mundurkan pantatku. Sampai
mentok wajah Meyda di selangkanganku. Tampaknya penisku sampai di rongga
kerongkongannya…, meyda tampak pucat. Aku menarik lagi jilbabnya.
Kemudian aku hentakkan kembali. Aku senggamai mulut sang artis berjilbab
itu.
“srrruuuuppp…. Aacchh”, Meyda yang mulai terbiasa, dan malah menikmati oral pertamanya. Meyda terus melakukan emutan di penisku.
“Ahh… Meyda sayang, enak sekali seponganmu…, aku sebentar lagi keluar…,
kamu harus meminum semua pejuku….” Kataku kepada Meyda. Disertai
anggukan Meyda yang terus melakukan oral terhadap penisku.
“Acckkhhh….keluar sayang…., minum pejuku…..”, Meyda hampir tersedak
ketika pejuku meluncur dengan deras dan banyak. Tapi sang artis tampak
rakus meminum semua pejuku. Ada sedikit yang tertumpah di jilbab merah
sang artis. Meyda mulai menjilati sisa peju yang masih menempel di
penisku.
“Acchh … ya begitu sayang…., kamu telah meminum pejuku…., sekarang kamu
adalah milikku…, Meyda kamu adalah budak diriku, budak nafsu diriku….”,
memang yang telah terkena gundam dan meminum pejuku maka wanita itu akan
menjadi budak setiaku.
“sekarang Meyda harus mulai berikrar kepadaku, untuk menjadi budakku…”
perintahku pada Meyda. Seperti seorang budak yang patuh terhadap
tuannya. Meyda mulai berikrar di depan ku.
“Saya…., Meyda Sefira mulai detik ini akan menjadi budak tuan…, budak
yang patuh terhadap perintah tuan, semua lubang yang ada di tubuhku
boleh dimasuki oleh kontol tuan…”, kata meyda sefira.
“Emmhh … Lubang apa aja yang ditubuhmu Meyda…..” tanyaku kepada meyda.
“Mulut, Vagina dan Dubur saya tuan….”, Jawab Meyda. Yang sudah tampak horny.
“Mulut, Memek sama Bool…, begitu ngucapnya…, dan kamu bersedia jadi
lonteku…, dan melayani orang-orang yang aku suruh untuk menikmati tubuh
mu dan kamu harus bersedia di gambang oleh banyak laki-laki yang aku
perintahkan”, kataku yang langsung masuk sebagai perintah kepada sang
artis berjilbab itu.
“Iya, Mulut, Memek dan Boolku boleh di masuki oleh kontol tuan, dan
Meyda bersedia untuk menjadi lonte tuan, dan Meyda bersedia untuk di
gambang tuan…., tubuh Meyda seutuhnya milik tuan”, begitulah Meyda yang
sudah 100% dalam pengaruhku. Meyda Sefira yang cantik, berjilbab, anggun
akan segera berubah menjadi wanita binal.
“Bagus…. Sekarang kamu memohon kepada diriku, supaya aku mau ngentot sama lonte kaya kamu…”, perintahku kepada Meyda.
“Tuan…., maukah tuan memakai tubuhku, memekku masih perawan tuan, belum
pernah di masukin sama kontol… Tuan…., Meyda ingin tuan mengambil
keperawananku…, ngentot memek Meyda yang belum pernah di jamah kontol….,
silahkan Tuan…”, jawab artis berjilbab itu manja. Sambil tangannya
terus mengocokin penisku yang mulai tegak lagi.
“Sekarang kamu lonteku, buka semua bajumu dan celanamu… kamu telanjang….
Dan sisakan jilbab yang kamu pakai….”, perintahku kepada Meyda.
Meyda mulai membuka semua bajunya…., sehingga yang tersisa hanya jilbab.
Payudara sang artis terlihat tampak montok meskipun tidak terlalu besar
tapi sangat menggairahkan, vagina sang artis berjilbab tampak terawat
dengan bulu-bulu tipis di sekitar vaginanya. Meyda sekarang sudah tanpa
busana kecuali jilbab yang dikenakannya.
“Mendekatlah kemari lonteku…..”, perintahku kepada meyda.
Meyda mulai mendekatiku….., ku remas-remas bongkahan payudaranya…. Dan
aku pun mulai menyusu pada payudara sang artis berjilbab tersebut.
“Emmhhh, tubuhmu wangi sayang…., kamu pantas buat di entot sama aku”,
kata-kata ku meluncur. Sambil terus menete pada payudara sang artis
berjilbab. Sementara tanganku mulai memasuki selangkangan Meyda dan
mulai memasuki vagina sang gadis berjilbab sambil mencari klitoris Meyda
Sefira.
“EEmmhhh……”, Meyda tampak melenguh ketika klitoris nya mulai ketemu oleh
aku. Aku mulai memainkan klitoris Meyda sang artis berjilbab. Semakin
lama vagina sang artis makin basah tubuh Meyda tampak melemah, dia mulai
terjatuh di atas sofa.
“Ahhh….. enakk……. Tuan….. “, Meyda tampak menikmatinya. Aku mulai
mendekatkan bibirku di vagina sang artis. “Emmhhh…. Wangi sekali memek
kamu sayang……”, kataku sambil terus menjilat vagina sang artis berjilbab
tersebut. Lidahku bermain liar di vaginanya. Kadang sambil aku masukan
dua jariku kedalam vagina sang artis tersebut.
Meyda makin menggelinjang, dan kakinya menjepit kepalaku…, tangannya
menekan kepalaku ke selangkangannya. Seolah tidak mau berhenti untuk
terus di jilat vagina sang artis berjilbab tersebut dan diriku pun
semakin liar menjilat, dan menyedot vagina sang artis berjilbab
tersebut.
“srruuppp….. sruuuppppp…..”, terus aku menjilati vagina Meyda.
“Acckkkhhh…… Meyda pengen pipis……, Ackkhhhh enak….. ooohhh….”, ucap
Meyda, yang tidak ku hiraukan ucapan Meyda. Aku terus menyedot liang
vagina sang artis berjilbab tersebut.
Dan akhirnya “acckkkkhhhhh………. Enak…… nikmat…….”, cairan cinta Meyda yang sudah teransang berat keluar…., dan memenuhi mukaku….
“Ackkhhh Meyda…. Memek kamu enak sekali…., kamu memang lonte yang ingin
di entot…”, sekarang penisku sudah mendekati lubang vagina sang artis
berjilbab, yang sudah kelelahan setelah orgasme pertamanya.
“Sekarang…. Nikmatilah kontolku ini lonteku….”, penisku ku gesek kan
diatas vagina meyda… “emmhhh….”, meyda tampak sayu dan sendu, sedangkan
diriku sudah ingin memerawani vagina sang artis berjilbab…
Penetrasi pertama aku meleset, penisku tidak masuk ke vagina meyda, aku
terus berusaha…., kubuka lebar vagina Meyda dan ku dorongkan penisku…
setengah kepala penisku sekarang sudah masuk di dalam Vagina Meyda….
Sulit sekali memang….
“AAccckkhh….. sakit……!!!”, Meyda tampak meringis ketika setengah penisku
sudah masuk ke dalam Vaginany…. “Acckkhhh…… Ampun ….. sakit
sekali….Sudah… sudah…ammpunn tuuaann!!!”, Meyda mulai menangis.. menahan
perih dan ngilu di vaginanya.
“Diam kamu lonte….., kamu yang minta di entot sama aku, sekarang kamu
rasakan kontolku”, dengan kasar aku sentakan penisku sekuat-kuatnya ke
dalam vagina Meyda…. dan amblas semua penisku ke dalam vagina Meyda.
“Accckkkkkhhhh…….. Ammmpppuuunn”, Meyda berteriak, kepalanya terdongak
kebelakang, tangannya meremas sofa menahan ngilu bahwa vaginanya telah
dimasuki penis miliku.
Namun aku seperti orang kesetanan, aku genjot tubuh Meyda yang sedang
menahan sakit itu, sampai Meyda meringis, kepalanya membanting-banting
ke kiri dan ke kanan sambil tangannya meremas-remas sofa. “Acckkkhhh……
perih…. Ssaakkiitt…. Oooohhh….. ammppuunnn tuann….”, Meyda terus
berteriak.
“Bukan kah , ini yang kau mau Meyda Lonteku sayang….???”, Kataku sambil berhenti sejenak menggenjot vagina sang artis berjilbab.
Dengan lembut aku mencium kening, hidung, pipi dan sambil menghembuskan
nafasku mencium telinga Meyda yang membuat gairah dalam tubuhnya
kembali berkobar dan seluruh bulu-bulu halus di tubuhku berdiri.
“Bibir Meyda indah..” itu yang terdengar sebelum oleh Meyda sebelum
diriku melumat kedua belah bibir sensualnya, Meyda tampak menikmat
sekali rasanya dicumbui
Lalu aku mulai menggerakan pantatku dan mulai mengobok-obok isi liang vagina Meyda.
“Ohh.. Meyda.. nikmat sekali.. Kau.. kau.. begitu rapat..” kataku terus
mengocok vagina Meyda maju dan mundur dan Meydapun semakin menikmatinya,
hilang rasanya rasa pedih dan sakit tadi terobati dengan kenikmatan
yang tiada taranya. Mulut Meyda mulai meracau mengeluarkan desahan dan
ocehan.
“Akhh.. Tuan.. Aduuh.. ohh..” lama aku memacu birahinya dan Meydapun
mengimbanginya dengan menggelora, sampai akhirnya tubuh Meyda mengejang
dan sambil memeluk erat tubuhku kembali menyemprotkan cairan yang
meledak dari dalam rahim Meyda, Meydapun orgasme untuk yang kedua. Untuk
beberapa saatku menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuh Meyda
sambil melumat bibirnya. Meyda benar-benar menikmati orgasme yang kedua
ini, matanya terpejam sambil melingkarkan kedua kakinya kepadaku.
Sementara jilbab Meyda sudah tampak tak karuan. Kulepaskan penisku dari
vaginanya. Tampak darah segar keluar dari vagina sang artis berjilbab
itu.
“Bagaimana kamu masih mau lagi sayang…???”, tanyaku kepada Meyda dan dia yang telah diliputi oleh nafsu birahi hanya mengangguk.
Kini kuperintahkan Meyda menaiki penisku. Tidak terlalu sulit penisku
memasuki vagina itu karena sudah basah dan licin. Erangan Meyda turut
mengiringi proses penetrasi itu hingga akhirnya penisku itu tertancap
seluruhnya.
“Mmhhh…enak Meyda, memekmu legit sekali !” gumamku merasakan himpitan dinding vagina Meyda terhadap penisku.
Tanpa menghiraukan ocehanku, Meyda mulai menggoyangkan tubuhnya
naik-turun. Sesekali ia meliukkan pinggulnya sehingga aku merasa
penisnya seperti dipelintir. Secara refleks tangannya yang saling
genggam dengan tanganku itu membimbingnya ke salah satu payudaranya
seolah meminta meremasinya. Aku mulai memainkan payudara Meyda dan
tangan satunya menelusuri tubuh yang molek milik Meyda Sefira, merasakan
kulitnya yang halus dan lekuk tubuhnya yang indah. Meyda sudah semakin
hanyut dalam persetubuhan.
“Yah…terus Meyda, enak…terushh !” desahku itu seiring genjotan Meyda
yang semakin liar karena semakin dikuasai birahi. Dari bawah diriku juga
ikut menggerakkan pinggul, sehingga tumbukkan diriku dan Meyda saling
berlawanan arah dan menyebabkan penis itu menusuk lebih dalam. Meyda
tidak menghiraukan yang lain lagi selain birahinya yang menuntut
pemuasan.
“Gimana Meyda ? Enak ga kontol saya ?” tanya diriku yang telah menaklukkan seorang gadis berjilbab.
“Aahh…ahhh…enak Tuaann…terus…goyang terus Tuaann!” erang Meyda.
Tidak sampai lima menit setelah itu, Meyda mulai sampai ke puncak,
otot-otot vaginanya berkontraksi dengan cepat dan makin basah. Dia
menambah kecepatan goyangannya sehingga aku juga makin mendesah.
“Oohhh !” Meyda menggelinjang dahsyat di atas tubuhku.
Selama beberapa saat tubuhnya menegang tak terkendali, dinding vaginanya
makin meremasi penisku yang masih perkasa meski Meyda sudah untuk
ketiga kalinya orgasme.
“Meyda masih mau kan?” tanyaku dekat telinganya, “mau kan lonte, jawab
dong!” tanyanya lagi, kali ini sambil meremas payudaranya.
“Iya…hhhsshh…mau Tuuaann mau!” karena tak kuat menahan keinginan untuk
orgasme untuk yang kesekian kalinya, Meyda menjawab terengah-engah.
Kembaliku menjejali vagina Meyda dengan penisku yang masih tegak dan
keras. Sambil bepegangan pada pinggang ramping Meyda akupun terus
menyodok-nyodokan penisnya. Sentakan-sentakan kuat itu menyebabkan tubuh
Meyda ikut bergoncang-goncang, diatas sofa tempat tangan meyda menahan
sodokanku, Desahan-desahan nikmat keluar dari mulutnya, matanya setengah
terpejam. Tanganku merambat ke atas hingga menjambak jilbab merahnya.
Meyda semakin tak sanggup menahan gelombang birahinya, ia semakin
melenguh-lenguh dan nafasnya semakin memburu, sebentar lagi puncak
kenikmatan itu akan dicapainya. Namun pada saat Meyda akan orgasme aku
menghentikan genjotan, aku memang sedang mempermainkan birahi sang artis
berjilbab ini.
Meyda terpaksa menggerakkan sendiri pinggulnya agar tetap bergesekan dengan penis diriku.
. “Oohh…ayo Ttuuaann, puasin saya…saya…saya gak tahan lagi…mmhh!” Meyda
akhirnya memohon supaya diantar ke puncak kenikmatan oleh diriku. memang
Meyda sudah tak sanggup lagi menahan keinginan untuk orgasme.
Tubuh Meyda tersentak-sentak dan makin terdesak ke sofa, payudaranya
yang montok itu kini tertekan pada sofa. Desahan Meyda semakin menjadi
ketika gelombang orgasme itu kembali menerpanya, tubuhnya menggelinjang
dahsyat seakan melepaskan segala nikmat yang tadi tertunda. Akhirnya
Meyda mendesah panjang dan seluruh otot-otot tubuhnya mengejang, yang
datang kali ini adalah multiorgasme sehingga tubuhnya berkelejotan tak
terkendali, sungguh luar biasa seperti melayang ke surga saja rasanya,
dari pengalaman seks selama dua tahun dengan kekasihnya saja. Matanya
merem-melek dan pandangannya seperti berkunang-kunang selama terhempas
gelombang orgasme itu, sensasi itu berlangsung selama 2-3 menit lamanya
hingga akhirnya tubuhnya melemas seperti tak bertulang, dan tubuh Meyda
pun ambruk sofa.
Saat itu aku belum mencapai klimaks, aku melanjutkan hujaman-hujamannya
terhadap liang vagina gadis itu. Lima menit kemudian barulah penisku
menumpahkan lahar panas di dalam vagina Meyda.
“Uuggghh…asyiknya…. Eemmhhh nikmat!” lenguh diriku sambil menekan dalam-dalam penis yang menyemburkan sperma.
Penisku masih menyodok vaginanya namun kecepatannya kian menurun. Di
paha dalam Meyda nampak cairan kewanitaannya yang bercampur dengan
sperma pria itu meleleh keluar dari selangkangannya. Setelah genjotan
aku berhenti, aku mendekap tubuh gadis itu. Dipeluk tubuh Meyda dengan
penis masih menancap di vaginanya walau sudah mulai kendor karena mulai
menyusut. Aku memeluknya sambil memijat pelan payudaranya. Meyda
merasakan betapa banyak cairan orgasme yang keluar dan spermaku yang
tertumpah di dalam sana hingga sebagian meleleh keluar dan terasa basah.
Perlahan-lahan penisku mulai melembek dan akhirnya keluar dari vagina
Meyda.
Aku tersenyum puas setelah selesai menyetubuhi tubuh cantik Meyda
Sefira. dan Meyda pun mulai tertidur diatas sofa. Sementara aku
mengambil sebatang rokok sambil kembali melafalkan gundamku. Karena
mulai sekarang Meyda sudah dalam pengaruhku dan akan menuruti semua
keinginanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar