Rabu, 09 Januari 2013

Kisah Meyda Shafira libido tinggi

Kenalkan namaku adalah Suparno, jabatanku sekarang adalah supir…, hehehe.. kalo supir bukan jabatan kali ya…, ya sekarang telah dua tahun menjadi supir pribadi dari Meyda Sefira. Sebenarnya waktu di kampung dulu aku adalah seorang dukun. Tapi karena kampungku terkena musibah banjir bandang maka aku pun mencari nafkah lain.

Malam itu selepas acara peluncuran film KCB II, aku mengantar Meyda Sefira pulang ke apartemennya. Meyda Sefira tampak cantik dalam balutan jilbab merah dan kaos merahnya. Ya Meyda Sefira memang tampak sekali keanggunannya, apalagi di usianya yang baru 21 tahun (20 Mei 1988).

“Emmhh cape banget nih mang…!!, kita sekarang langsung pulang saja ya.. sudah ingin istirahat nih…” sahut Meyda kepadaku.

“Baik non…”, sahutku sambil melihat ke belakang lewat spion. “Cantik sekali Meyda, coba dia mau jadi istriku…”, kataku dalam hati. Memang aku sangat menyukai Meyda Sefira selain cantik dia juga selalu baik hati. “Emmhh, kayanya malam ini, malam yang tepat untuk menggunakan gundamku untuk memiliki Meyda”. Kataku dalam hati lagi.

Sepanjang perjalanan aku sering melirik kebelakang memuji kesintalan tubuh dari Meyda yang begitu sempurna dan sambil melafalkan gundamku yang akan ku pergunakan buat Meyda. Meyda sendiri tidak mengetahuinya, dia tampak capek dan sambil melihat ke jalanan.

Akhirnya kami memasuki apartemennya, “Mang, nanti ke atas ya…, aku ada sedikit rezeki buat abang…”. setelah itu Meyda turun dari mobil dan langsung naik ke lantai 11 tempat apartemennya.

Kemudian aku menyusul ke apartemennya, setelah dipersilahkan masuk oleh Meyda akupun duduk di sofa. “Ini, Mang…, aku punya baju buat Mamang, sama sedikit uang…”, kata Meyda sambil menyerahkan satu kantong kertas dan amplop kepadaku. Kesempatan nih dapat menjabat tangan dan mempergunakan gundamku.

“Aduh, terima kasih banyak Non, atas pemberiannya “, sambil menjabat tangan Meyda yang halus dan mempergunakan gundamku. “Ayo, sekarang mintalah sesuatu kepadaku, Meyda supaya biar gundamku bekerja dengan baik”. Kataku dalam hati.

“ Mang, Mamang bisa pijat aku ngak…!!, pundakku pegel-pegel nih…”, kata Meyda, tapi dia sendiri tidak mengerti mengapa dia mau buat di pijit ma diriku.

“Bisa, non…!!, silahkan non duduk…”, aku mulai memijitnya, di pundaknya tercium oleh diriku wangi tubuh dari Meyda yang cantik ini, menambah naik libido diriku. “sekarang, Meyda akan menjadi miliku”, aku pun mulai melafalkan gundamku yang terakhir untuk dapat memiliki Meyda. Sambil terus memijit pundaknya…, tangan ku mulai beraksi di belakang jilbabnya sambil terus memijitnya.

“Emmhh, terus Mang.., enak sekali pijitan mu..”, kata Meyda sambil matanya terpejam.

“Kamu cantik Meyda sayang …!!” , kataku sambil terus memijit, tanganku mulai meremas buah dadanya. Meyda tampak kaget tapi dia tidak dapat berbuat banyak. Membiarkan diriku meremas-remas bongkahan dada sang Artis berjilbab.

“Tubuh kamu wangi sekali Meyda….!!!”, tangan ku mulai masuk lewat sebelah atas kaos merahnya…, ku gerayangi dan ku remas payudara.

“Emmhh.., Mamang… Enak…”, kata Meyda yang sudah berada dalam pengaruh gundamku.

“Meyda, sudah pernah melihat kontol”, kataku sambil setengah berbisik di telinganya. Meyda tampak kaget mendengarnya. Tapi dirinya tampak sudah termakan hipnotis. Meski wajahnya memerah dia hanya menggelengkan kepala.

“Meyda, mau melihat kontolku…!!, kamu akan menyukainya sayang…!!” kataku selanjutnya. Meyda tampak mengangguk dan wajahnya memerah karena malu. “Sekarang, Meyda buka celanaku, dan kolorku…”, perintahku pada Meyda.

Meyda tampak patuh dia mulai bersimpuh didepan ku dan mepelorotkan celana dan celana dalamku. Tiba-tiba penisku menyembul dan memang penisku sudah mulai keras dari tadi. Meyda tampak kaget, karena penis hitamku yang telah tegak ada di depan mukanya.

“Sekarang, raih kontolku, Meyda sayang…, kamu belai, ciumin dan jilatin kontolku”, perintahku selanjutnya pada Meyda. Meyda yang tampak ragu tapi sudah mulai dalam pengaruh gundam. Mulai melaksakan perintahku. Mula-mula tangannya mengocok penisku. Bibirnya yang tipis mendekati penisku. Dia mulai mencium ujung penis ku. Meyda tampak belum biasa terhadap bau tak sedap penisku.

“Ayo Meyda…, jilat dan kulum kontolku…”, perintahku pada Meyda, yang di lanjutkan dengan anggukan dari Meyda. Meyda mulai menjilati penisku. Mulai dari ujung penis sampai ke pelirku. Sekarang Meyda sudah mulai terbiasa dengan bau tak sedap dari penisku.

“Ah…, ya begitu Meyda sayang…, terus jilatan mu enak sekali…, sekarang mulai masukan kontolku ke mulutmu dan jangan di gigit”, kataku sambil memegangi jilbab merah milik sang artis. Meyda melanjutkan mengulum penisku.

“sruupp….,ahh… enak sekali…. sruupp”, Meyda tampak menikmati oral pertamanya. Meski agak sedikit canggung.

“Ahh…. Bagus enak sekali Meyda…..”, kataku sambil menjambak jilbab yang di kenakannya. “ Ahh… kamu cepat belajar….seponganmu enak sekali… , kamu menyukainya sayang“, tanyaku kepada artis berjilbab itu.

Meyda mengangguk dan sambil terus mengulum penisku…., aku menggerakan pantatku seolah sedang melakukan penetrasi. Meyda tampak kelabakan, karena jilbabnya di jambak dan aku memaju mundurkan pantatku. Sampai mentok wajah Meyda di selangkanganku. Tampaknya penisku sampai di rongga kerongkongannya…, meyda tampak pucat. Aku menarik lagi jilbabnya. Kemudian aku hentakkan kembali. Aku senggamai mulut sang artis berjilbab itu.

“srrruuuuppp…. Aacchh”, Meyda yang mulai terbiasa, dan malah menikmati oral pertamanya. Meyda terus melakukan emutan di penisku.

“Ahh… Meyda sayang, enak sekali seponganmu…, aku sebentar lagi keluar…, kamu harus meminum semua pejuku….” Kataku kepada Meyda. Disertai anggukan Meyda yang terus melakukan oral terhadap penisku.

“Acckkhhh….keluar sayang…., minum pejuku…..”, Meyda hampir tersedak ketika pejuku meluncur dengan deras dan banyak. Tapi sang artis tampak rakus meminum semua pejuku. Ada sedikit yang tertumpah di jilbab merah sang artis. Meyda mulai menjilati sisa peju yang masih menempel di penisku.

“Acchh … ya begitu sayang…., kamu telah meminum pejuku…., sekarang kamu adalah milikku…, Meyda kamu adalah budak diriku, budak nafsu diriku….”, memang yang telah terkena gundam dan meminum pejuku maka wanita itu akan menjadi budak setiaku.

“sekarang Meyda harus mulai berikrar kepadaku, untuk menjadi budakku…” perintahku pada Meyda. Seperti seorang budak yang patuh terhadap tuannya. Meyda mulai berikrar di depan ku.

“Saya…., Meyda Sefira mulai detik ini akan menjadi budak tuan…, budak yang patuh terhadap perintah tuan, semua lubang yang ada di tubuhku boleh dimasuki oleh kontol tuan…”, kata meyda sefira.

“Emmhh … Lubang apa aja yang ditubuhmu Meyda…..” tanyaku kepada meyda.

“Mulut, Vagina dan Dubur saya tuan….”, Jawab Meyda. Yang sudah tampak horny.

“Mulut, Memek sama Bool…, begitu ngucapnya…, dan kamu bersedia jadi lonteku…, dan melayani orang-orang yang aku suruh untuk menikmati tubuh mu dan kamu harus bersedia di gambang oleh banyak laki-laki yang aku perintahkan”, kataku yang langsung masuk sebagai perintah kepada sang artis berjilbab itu.

“Iya, Mulut, Memek dan Boolku boleh di masuki oleh kontol tuan, dan Meyda bersedia untuk menjadi lonte tuan, dan Meyda bersedia untuk di gambang tuan…., tubuh Meyda seutuhnya milik tuan”, begitulah Meyda yang sudah 100% dalam pengaruhku. Meyda Sefira yang cantik, berjilbab, anggun akan segera berubah menjadi wanita binal.

“Bagus…. Sekarang kamu memohon kepada diriku, supaya aku mau ngentot sama lonte kaya kamu…”, perintahku kepada Meyda.

“Tuan…., maukah tuan memakai tubuhku, memekku masih perawan tuan, belum pernah di masukin sama kontol… Tuan…., Meyda ingin tuan mengambil keperawananku…, ngentot memek Meyda yang belum pernah di jamah kontol…., silahkan Tuan…”, jawab artis berjilbab itu manja. Sambil tangannya terus mengocokin penisku yang mulai tegak lagi.

“Sekarang kamu lonteku, buka semua bajumu dan celanamu… kamu telanjang…. Dan sisakan jilbab yang kamu pakai….”, perintahku kepada Meyda.

Meyda mulai membuka semua bajunya…., sehingga yang tersisa hanya jilbab. Payudara sang artis terlihat tampak montok meskipun tidak terlalu besar tapi sangat menggairahkan, vagina sang artis berjilbab tampak terawat dengan bulu-bulu tipis di sekitar vaginanya. Meyda sekarang sudah tanpa busana kecuali jilbab yang dikenakannya.

“Mendekatlah kemari lonteku…..”, perintahku kepada meyda.

Meyda mulai mendekatiku….., ku remas-remas bongkahan payudaranya…. Dan aku pun mulai menyusu pada payudara sang artis berjilbab tersebut.

“Emmhhh, tubuhmu wangi sayang…., kamu pantas buat di entot sama aku”, kata-kata ku meluncur. Sambil terus menete pada payudara sang artis berjilbab. Sementara tanganku mulai memasuki selangkangan Meyda dan mulai memasuki vagina sang gadis berjilbab sambil mencari klitoris Meyda Sefira.

“EEmmhhh……”, Meyda tampak melenguh ketika klitoris nya mulai ketemu oleh aku. Aku mulai memainkan klitoris Meyda sang artis berjilbab. Semakin lama vagina sang artis makin basah tubuh Meyda tampak melemah, dia mulai terjatuh di atas sofa.

“Ahhh….. enakk……. Tuan….. “, Meyda tampak menikmatinya. Aku mulai mendekatkan bibirku di vagina sang artis. “Emmhhh…. Wangi sekali memek kamu sayang……”, kataku sambil terus menjilat vagina sang artis berjilbab tersebut. Lidahku bermain liar di vaginanya. Kadang sambil aku masukan dua jariku kedalam vagina sang artis tersebut.

Meyda makin menggelinjang, dan kakinya menjepit kepalaku…, tangannya menekan kepalaku ke selangkangannya. Seolah tidak mau berhenti untuk terus di jilat vagina sang artis berjilbab tersebut dan diriku pun semakin liar menjilat, dan menyedot vagina sang artis berjilbab tersebut.

“srruuppp….. sruuuppppp…..”, terus aku menjilati vagina Meyda.

“Acckkkhhh…… Meyda pengen pipis……, Ackkhhhh enak….. ooohhh….”, ucap Meyda, yang tidak ku hiraukan ucapan Meyda. Aku terus menyedot liang vagina sang artis berjilbab tersebut.

Dan akhirnya “acckkkkhhhhh………. Enak…… nikmat…….”, cairan cinta Meyda yang sudah teransang berat keluar…., dan memenuhi mukaku….

“Ackkhhh Meyda…. Memek kamu enak sekali…., kamu memang lonte yang ingin di entot…”, sekarang penisku sudah mendekati lubang vagina sang artis berjilbab, yang sudah kelelahan setelah orgasme pertamanya.

“Sekarang…. Nikmatilah kontolku ini lonteku….”, penisku ku gesek kan diatas vagina meyda… “emmhhh….”, meyda tampak sayu dan sendu, sedangkan diriku sudah ingin memerawani vagina sang artis berjilbab…

Penetrasi pertama aku meleset, penisku tidak masuk ke vagina meyda, aku terus berusaha…., kubuka lebar vagina Meyda dan ku dorongkan penisku… setengah kepala penisku sekarang sudah masuk di dalam Vagina Meyda…. Sulit sekali memang….

“AAccckkhh….. sakit……!!!”, Meyda tampak meringis ketika setengah penisku sudah masuk ke dalam Vaginany…. “Acckkhhh…… Ampun ….. sakit sekali….Sudah… sudah…ammpunn tuuaann!!!”, Meyda mulai menangis.. menahan perih dan ngilu di vaginanya.

“Diam kamu lonte….., kamu yang minta di entot sama aku, sekarang kamu rasakan kontolku”, dengan kasar aku sentakan penisku sekuat-kuatnya ke dalam vagina Meyda…. dan amblas semua penisku ke dalam vagina Meyda. “Accckkkkkhhhh…….. Ammmpppuuunn”, Meyda berteriak, kepalanya terdongak kebelakang, tangannya meremas sofa menahan ngilu bahwa vaginanya telah dimasuki penis miliku.

Namun aku seperti orang kesetanan, aku genjot tubuh Meyda yang sedang menahan sakit itu, sampai Meyda meringis, kepalanya membanting-banting ke kiri dan ke kanan sambil tangannya meremas-remas sofa. “Acckkkhhh…… perih…. Ssaakkiitt…. Oooohhh….. ammppuunnn tuann….”, Meyda terus berteriak.

“Bukan kah , ini yang kau mau Meyda Lonteku sayang….???”, Kataku sambil berhenti sejenak menggenjot vagina sang artis berjilbab.

Dengan lembut aku mencium kening, hidung, pipi dan sambil menghembuskan nafasku mencium telinga Meyda yang membuat gairah dalam tubuhnya kembali berkobar dan seluruh bulu-bulu halus di tubuhku berdiri.

“Bibir Meyda indah..” itu yang terdengar sebelum oleh Meyda sebelum diriku melumat kedua belah bibir sensualnya, Meyda tampak menikmat sekali rasanya dicumbui

Lalu aku mulai menggerakan pantatku dan mulai mengobok-obok isi liang vagina Meyda.

“Ohh.. Meyda.. nikmat sekali.. Kau.. kau.. begitu rapat..” kataku terus mengocok vagina Meyda maju dan mundur dan Meydapun semakin menikmatinya, hilang rasanya rasa pedih dan sakit tadi terobati dengan kenikmatan yang tiada taranya. Mulut Meyda mulai meracau mengeluarkan desahan dan ocehan.

“Akhh.. Tuan.. Aduuh.. ohh..” lama aku memacu birahinya dan Meydapun mengimbanginya dengan menggelora, sampai akhirnya tubuh Meyda mengejang dan sambil memeluk erat tubuhku kembali menyemprotkan cairan yang meledak dari dalam rahim Meyda, Meydapun orgasme untuk yang kedua. Untuk beberapa saatku menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuh Meyda sambil melumat bibirnya. Meyda benar-benar menikmati orgasme yang kedua ini, matanya terpejam sambil melingkarkan kedua kakinya kepadaku. Sementara jilbab Meyda sudah tampak tak karuan. Kulepaskan penisku dari vaginanya. Tampak darah segar keluar dari vagina sang artis berjilbab itu.

“Bagaimana kamu masih mau lagi sayang…???”, tanyaku kepada Meyda dan dia yang telah diliputi oleh nafsu birahi hanya mengangguk.

Kini kuperintahkan Meyda menaiki penisku. Tidak terlalu sulit penisku memasuki vagina itu karena sudah basah dan licin. Erangan Meyda turut mengiringi proses penetrasi itu hingga akhirnya penisku itu tertancap seluruhnya.

“Mmhhh…enak Meyda, memekmu legit sekali !” gumamku merasakan himpitan dinding vagina Meyda terhadap penisku.

Tanpa menghiraukan ocehanku, Meyda mulai menggoyangkan tubuhnya naik-turun. Sesekali ia meliukkan pinggulnya sehingga aku merasa penisnya seperti dipelintir. Secara refleks tangannya yang saling genggam dengan tanganku itu membimbingnya ke salah satu payudaranya seolah meminta meremasinya. Aku mulai memainkan payudara Meyda dan tangan satunya menelusuri tubuh yang molek milik Meyda Sefira, merasakan kulitnya yang halus dan lekuk tubuhnya yang indah. Meyda sudah semakin hanyut dalam persetubuhan.

“Yah…terus Meyda, enak…terushh !” desahku itu seiring genjotan Meyda yang semakin liar karena semakin dikuasai birahi. Dari bawah diriku juga ikut menggerakkan pinggul, sehingga tumbukkan diriku dan Meyda saling berlawanan arah dan menyebabkan penis itu menusuk lebih dalam. Meyda tidak menghiraukan yang lain lagi selain birahinya yang menuntut pemuasan.

“Gimana Meyda ? Enak ga kontol saya ?” tanya diriku yang telah menaklukkan seorang gadis berjilbab.

“Aahh…ahhh…enak Tuaann…terus…goyang terus Tuaann!” erang Meyda.

Tidak sampai lima menit setelah itu, Meyda mulai sampai ke puncak, otot-otot vaginanya berkontraksi dengan cepat dan makin basah. Dia menambah kecepatan goyangannya sehingga aku juga makin mendesah.

“Oohhh !” Meyda menggelinjang dahsyat di atas tubuhku.

Selama beberapa saat tubuhnya menegang tak terkendali, dinding vaginanya makin meremasi penisku yang masih perkasa meski Meyda sudah untuk ketiga kalinya orgasme.

“Meyda masih mau kan?” tanyaku dekat telinganya, “mau kan lonte, jawab dong!” tanyanya lagi, kali ini sambil meremas payudaranya.

“Iya…hhhsshh…mau Tuuaann mau!” karena tak kuat menahan keinginan untuk orgasme untuk yang kesekian kalinya, Meyda menjawab terengah-engah.

Kembaliku menjejali vagina Meyda dengan penisku yang masih tegak dan keras. Sambil bepegangan pada pinggang ramping Meyda akupun terus menyodok-nyodokan penisnya. Sentakan-sentakan kuat itu menyebabkan tubuh Meyda ikut bergoncang-goncang, diatas sofa tempat tangan meyda menahan sodokanku, Desahan-desahan nikmat keluar dari mulutnya, matanya setengah terpejam. Tanganku merambat ke atas hingga menjambak jilbab merahnya. Meyda semakin tak sanggup menahan gelombang birahinya, ia semakin melenguh-lenguh dan nafasnya semakin memburu, sebentar lagi puncak kenikmatan itu akan dicapainya. Namun pada saat Meyda akan orgasme aku menghentikan genjotan, aku memang sedang mempermainkan birahi sang artis berjilbab ini.

Meyda terpaksa menggerakkan sendiri pinggulnya agar tetap bergesekan dengan penis diriku.

. “Oohh…ayo Ttuuaann, puasin saya…saya…saya gak tahan lagi…mmhh!” Meyda akhirnya memohon supaya diantar ke puncak kenikmatan oleh diriku. memang Meyda sudah tak sanggup lagi menahan keinginan untuk orgasme.

Tubuh Meyda tersentak-sentak dan makin terdesak ke sofa, payudaranya yang montok itu kini tertekan pada sofa. Desahan Meyda semakin menjadi ketika gelombang orgasme itu kembali menerpanya, tubuhnya menggelinjang dahsyat seakan melepaskan segala nikmat yang tadi tertunda. Akhirnya Meyda mendesah panjang dan seluruh otot-otot tubuhnya mengejang, yang datang kali ini adalah multiorgasme sehingga tubuhnya berkelejotan tak terkendali, sungguh luar biasa seperti melayang ke surga saja rasanya, dari pengalaman seks selama dua tahun dengan kekasihnya saja. Matanya merem-melek dan pandangannya seperti berkunang-kunang selama terhempas gelombang orgasme itu, sensasi itu berlangsung selama 2-3 menit lamanya hingga akhirnya tubuhnya melemas seperti tak bertulang, dan tubuh Meyda pun ambruk sofa.

Saat itu aku belum mencapai klimaks, aku melanjutkan hujaman-hujamannya terhadap liang vagina gadis itu. Lima menit kemudian barulah penisku menumpahkan lahar panas di dalam vagina Meyda.

“Uuggghh…asyiknya…. Eemmhhh nikmat!” lenguh diriku sambil menekan dalam-dalam penis yang menyemburkan sperma.

Penisku masih menyodok vaginanya namun kecepatannya kian menurun. Di paha dalam Meyda nampak cairan kewanitaannya yang bercampur dengan sperma pria itu meleleh keluar dari selangkangannya. Setelah genjotan aku berhenti, aku mendekap tubuh gadis itu. Dipeluk tubuh Meyda dengan penis masih menancap di vaginanya walau sudah mulai kendor karena mulai menyusut. Aku memeluknya sambil memijat pelan payudaranya. Meyda merasakan betapa banyak cairan orgasme yang keluar dan spermaku yang tertumpah di dalam sana hingga sebagian meleleh keluar dan terasa basah. Perlahan-lahan penisku mulai melembek dan akhirnya keluar dari vagina Meyda.

Aku tersenyum puas setelah selesai menyetubuhi tubuh cantik Meyda Sefira. dan Meyda pun mulai tertidur diatas sofa. Sementara aku mengambil sebatang rokok sambil kembali melafalkan gundamku. Karena mulai sekarang Meyda sudah dalam pengaruhku dan akan menuruti semua keinginanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar