Minggu, 01 November 2009

nurul (p*s)

Selesai belanja di Malioboro, aku berniat ke rumah oom-ku di
daerah Umbulharjo. Aku menghentikan bus kota jalur 04 yang lewat
namun ternyata aku tidak mendapat tempat duduk karena bus kota sudah
penuh terisi penumpang. Dengan sedikit mendongkol terpaksa aku
berdiri bersama beberapa penumpang lainnya. Ketika melewati Kantor
Pos Besar, bus tersebut berhenti sejenak untuk mencari penumpang
namun tak lama kemudian bus kota yang aku tumpangi menjadi penuh
sesak oleh penumpang yang beratribut Partai Keadilan Sejahtera. Siang
ini agaknya Partai Keadilan Sejahtera baru saja selesai mengadakan
kampanye di Alun-Alun Utara kota Jogjakarta. Dalam waktu sekejap bus
kota jalur 04 yang aku tumpangi penuh oleh kader dan simpatisan
partai tersebut yang kebanyakan perempuan dan anak-anak. Aku yang
sebelumnya tidak mendapat tempat duduk akhirnya harus terjepit oleh
sesaknya penumpang peserta kampanye tersebut. Walaupun semula aku
merasa kesal karena harus berdiri dalam bus kota, namun sekarang aku
menjadi gembira setelah bus kota yang aku tumpangi menjadi penuh
sesak oleh Kader dan Simpatisan PKS yang kebanyakan para perempuan
berjilbab lebar itu.
Selama ini aku memang terobsesi dengan para perempuan cantik
berjilbab lebar dan berpakaian panjang tertutup. Bagiku kemulusan
tubuh yang tersembunyi dalam pakaian panjang mereka adalah misteri
yang menimbulkan rasa penasaran. Rasanya sebuah sensasi tersendiri
bila bisa menyingkap pakian panjang yang mereka pakai sedikit demi
sedikit hingga terlihat kemulusan mereka yang tersembunyi. Di
kampusku banyak mahasiswi aktivis PKS ataupun KAMMI dengan jilbab
mereka dan lebar serta jubah panjang yang menutupi hingga mata kaki.
Seringkali aku dan beberapa teman di kampus menggoda mereka bahkan
pernah mencolak-colek pada bagian-bagian sensitif mereka, biasanya
mereka hanya menunduk dengan wajah memerah. Siang ini aku bagaikan
ber’pesta’ dengan penuhnya bus yang aku tumpangi oleh para perempuan
berjilbab lebar aktivis Partai Keadilan Sejahtera yang baru saja
mengikuti kampanye. Aku melihat para aktivis PKS ini masih berusia
relatif muda walaupun ada beberapa di antara mereka adalah ibu-ibu
muda yang membawa anak-anak mereka. Dalam beberapa detik kemudian,
penisku menjadi tegang karena berdesak-desakan dengan puluhan aktivis
wanita PKS ini dalam bus kota ini. Bau keringat tubuh para perempuan
berjilbab lebar ini sungguh membuatku terangsang apalagi aku melihat
wajah para aktivis PKS yang ada dalam bus ini rata-rata berwajah
cantik menawan termasuk salah seorang dari mereka yang begitu dekat
denganku.
Aktivis wanita Partai Keadilan Sejahtera yang berdiri sangat
dekat denganku adalah seorang ibu muda berusia sekitar 30 tahunan,
berjilbab putih lebar dan berjubah panjang warna coklat sementara
kakinya terbungkus kaus kaki warna krem. Wajahnya bersih menawan
dengan kulit putih yang mulus. Tubuhnya yang terbalut jubah panjang
warna coklat tampak masih sexy dan sintal ketika kulihat tonjolan-
tonjolan beberapa bagian tubuhnya tercetak jelas pada jubahnya.
Wanita PKS ini naik bersama kedua anak perempuannya yang masing-
masing berusia sekitar 5 tahun dan 3 tahun sehingga dia terlihat
sedikit kerepotan, entah di mana suaminya. Semula dia berdiri
berhadapan denganku sehingga mataku bisa menikmati kemontokan buah
dadanya walaupun sudah tertutup oleh jilbab putih yang lebar. Aku
menjadi bernafsu melihat sepasang bukit di dada wanita PKS ini yang
terbalut jilbab putih. Namun bukit montok di dada ibu muda ini tak
dapat aku nikmati lama, karena wanita PKS ini berubah memunggungiku.
Mungkin karena merasa risih melihat tatapan mataku yang yang tak
pernah lepas dari dadanya yang membukit, akhirnya wanita PKS ini
berubah menjadi memunggungiku. Wajahku sempat memerah namun sesaat
kemudian aku menyeringai penuh nafsu, karena setelah wanita PKS
memunggungiku justru aku disodori pantatnya yang montok dan bundar
walaupun masih tertutup jubah panjangnya..
Wanita PKS ini memang memakai jubah panjang berwarna coklat
namun jubah tersebut tak mampu menyembunyikan pinggulnya yang besar
dan pantatnya yang montok dan bundar menggemaskan. Aku menjadi
bernafsu melihat belahan pantat wanita PKS dengan garis celana dalam
yang dipakainya tercetak cukup jelas pada jubah panjangya. Aku
menelan ludah berulang kali dengan birahi yang mulai naik melihat
pantat wanita PKS yang montok ini. Penis dalam celanaku yang sudah
tegang sejak para perempuan berjilbab lebar aktivis PKS ini masuk ke
dalam bus yang aku tumpangi, menjadi semakin keras melihat kemontokan
pantat wanita PKS di depanku ini. Libidoku mulai terangsang ketika
aku mendekatkan diriku pada tubuh wanita PKS ini sehingga akhirnya
penisku yang tegang dalam celanaku menempel pada belahan pantat ibu
muda berjilbab yang memakai jubah panjang ini. Aku mendesah lirih
ketika kurasakan batang penisku yang tegang dalam celanaku kemudian
terjepit oleh belahan pantat wanita PKS yang terasa padat dan montok,
walaupun masih tertutup jubah panjang yang dipakainya.
Celana yang aku pakai adalah semacam celana Hawwai, sehingga
ketika penisku tegang terlihat sangat menonjol apalagi aku mempunyai
ukuran penis yang besar dan panjang. Rupanya ibu muda ini merasa
risih dengan penisku yang menempel pada belahan pantatnya saat
kulihat dia berusaha menghindar dariku, bahkan matanya melirik ke
arahku dengan sorot mata yang tajam mengandung kemarahan. Aku pura-
pura tak tahu ketika wanita PKS ini melirik ke arahku dengan sorot
mata berkilat-kilat marah tersebut. Aku tetap menempelkan bagian
penisku pada bagian belakang wanita PKS di depanku ini. Setiap kali
wanita PKS ini berusaha menghindar, aku selalu memburu mendekatinya
hingga penisku yang tegang dalam celanaku tetap menempel pada
belahan pantat ibu muda berjilbab aktivis PKS ini. Bus kota yang
penuh sesak akhirnya menghentikan usaha wanita PKS untuk menghindar
dariku. Aku melihat wanita berjilbab aktivis PKS ini hanya pasrah
ketika penisku kembali menempel pada belahan pantatnya yang montok
dan padat menggiurkan. Aku sempat melihat wajahnya menjadi merah
padam ketika dia kembali melirik ke arahku tapi aku pura-pura tak
melihatnya. Sesaat kemudian aku asyik menggesek-gesekan penisku yang
tegang dalam celanaku pada belahan pantat wanita PKS di depanku
dengan rasa nikmat. Goyangan bus kota yang melaju pelan telah
menyembunyikan ulahku ini dan membuat para penumpang lain tidak
curiga atas apa yang sedang aku lakukan pada wanita PKS di depanku
ini.
Ketika aku asyik mengesek-gesekkan penisku pada pantat montok
wanita PKS yang padat dan montok ini, salah seorang wanita PKS
berkacamata mengajak ngobrol wanita PKS yang sedang aku nikmati
pantatnya yang montok ini. Aku menjadi semakin terangsang mendengar
obrolan yang kemudian terjadi karena wanita PKS yang sedang aku
nikmati pantatnya ini ternyata mempunyai suara yang merdu agak
mendesah saat dia melayani obrolan temannya tersebut.. Dari obrolan
tersebut aku mengetahui kalau wanita PKS yang sedang aku nikmati
pantatnya ini adalah seorang ibu muda yang telah mempunyai tiga orang
anak, namun dalam kampanye di Alun-alun Utara dia hanya membawa dua
anaknya sementara yang paling kecil ditinggal di rumah bersama
neneknya. Selain itu aku juga mengetahui kalau wanita PKS yang tengah
menjadi obyek pelecehan seksualku ini bernama Nurul dan tinggal di
Kotagede, suaminya bernama Ari, seorang pegawai di Dephut Yogyakarta
yang sedang bertugas di Kalimantan sejak 3 bulan yang lalu. Mendengar
cerita ini aku menjadi ingat kalau Omm-ku di Umbulharjo juga pegawai
Dephutdi bagian Personalia eentah apa jabatannya. Aku mendengarkan
obrolan kedua wanita aktivis PKS tersebut sambil terus menggesek-
gesekan batang penis dalam celanaku pada pantat salah satu dari
mereka. Penisku yang tegang merasakan sebuah kenikmatan saat
bergesekan dengan belahan pantat Mbak Nurul yang masih berjubah
panjnag ini. Nafsuku kian menggeleak oleh rangsangan birahi, terlebih
bau keringat Mbak Nurul tercium oleh hidungku yang membuatku kian
terangsang.
Di perempatan Gedongkuning, bus kota yang aku tumpangi mulai
berkurang isinya. Para perempuan berjilbab lebar aktivis PKS
kebanyakan turun di perempatan ini termasuk aktivis PKS berkacamata
yang mengajak ngobrol Mbak Nurul. Bus kota yang semula penuh sesak
oleh para perempuan aktivis PKS menjadi lebih longgar, namun aku dan
Mbak Nurul serta beberapa penumpang lainnya masih harus tetap berdiri
karena seluruh bangku bus masih terisi oleh penumpang. Setelah
menurunkan penumpang di perempatan Gedongkuning buskota itupun
kembali berjalan ke arah Terminal. Dadaku berdegup kencang ketika
ternyata Mbak Nurul tidak bergeser dari tempatnya walaupun bus kota
sudah tersa lebih longgar. Pantat montoknya yang padat dan bundar
dalam jubah coklatanya masih tetap menempel ketat pada batang penisku
yang tegang dalam celana Hawwai yang aku pakai. Aku baru menyadari
kalau Mbak Nurul diam-diam ikut menikmati batang penisku yang tegang
menempel pada belahan pantat dalam jubahnya itu. Memang Mbak Nurul
berdiri di sebelah bangku yang diduduki kedua anaknya, sehingga
terkesan sedang menjaga kedua anaknya namun ketika aku merasakan Mbak
Nurul juga menekan pantatnya ke arah penisku, aku tahu kalau wanita
PKS ini juga ikut menikmati pelecehan seksual yang tengah aku lakukan
kepadanya.
Aku menjadi semakin bergairah mengesek-gesekkan batang penis
yang tegang dalam celanaku, di antara belahan pantat montok dalam
jubah yang dipakai Mbak Nurul tersebut. Aku baru teringat kalau
wanita PKS ini sudah 3 bulan ditinggal suaminya tugas di Kalimantan,
tentu saja selama itu dia tidak pernah mendapat nafkah biologis.
Bahkan taklama kemudian, aku mendengar nafas Mbak Nurul memburu
sedikit terengah walaupun aku tak mampu melihat ekspresi wajahnya
karena dia memunggungiku. Nafasku jadi ikut terengah menahan birahi
dan libidoku terasa semakin menggelegak.
“Kotagede..Kotagede..”teriak kondektur tiba –tiba.
Mbak Nurul tampak tersentak kaget dan buru-buru dia berteriak
“Kiri..pak..kiri” seru Mbak Nurul dengan suaranya yang merdu.
Kondektur bus kota pun memeberi isyarat kepada sopir untuk
berhenti dan sesaat kemudian bus kota itupun menepi dan akhirnya
berhenti. Aku mendengus kecewa, karena aku sedang asyik menggesek-
gesekkan batang penisku di antara belahan pantat mbak Nurul yang
montok harus terputus. Dengan sorot mata kecewa aku memperhatikan
wanita PKS ini yang bergegas menarik tangan kedua anak perempuannya
tersebut. Saat Mbak Nurul meraih tangan kedua anaknya, matanya sempat
melirik ke arahku beberapa saat. Aku terpesona melihat lirikannya
yang tiba-tiba menjadi sangat mempesona. Wajahnya yang terbalut
jilbab putih lebar nampak bersemu kemerahan dan tatapan matanya tak
lagi garang seperti semula namun justru tampak sayu seperti orang
kehausan. Mata bulat Mbak Nurul hanya sekejap melirik ke wajahku
karena kemudian lirikannya beralih ke arah selangkanganku yang jelas
terlihat tonjolan penisku yang tertutup celana Hawwai. Darahku
berdesir ditatap wanita PKS seperti ini apalagi ketika Mbak Nurul
menggandeng kedua anak perempuannya lewat di depanku menuju pintu,
entah sengaja atau tidak punggung tangan ibu muda berjilbab lebar ini
menyenggol batang penisku bahkan menekannya sekejap yang membuatku
berdesah kaget. Aku tidak menyangka kalau wanita PKS yang terlihat
alim ternyata bisa berbuat cabul juga seperti Mbak Nurul ini. Mataku
lekat penuh nafsu mengikuti gerak-gerik Wanita PKS yang sedikit
tergesa-gesa turun dari bus kota hingga akhirnya ibu muda dan kedua
anaknya telah berdiri di trotoar. Aku mengerdipkan mataku sambil
tersenyum nakal ketika bus kembali berjalan meninggalkan Mbak Nurul
yang masih berdiri di trotoar bersama kedua anaknya. Aku berharap
wanita PKS ini membalas senyumanku atau kerdipan mataku, namun yang
kulihat justru wajahnya sekan tersentak kaget lantas menjadi merah
padam sebelum ibu muda berjilbab ini memalingkan wajahnya dariku.
Melihat hal ini senyuman nakalku menghilang dan dalam hati aku
mengumpat “Huh..Sok Alim !!”
Tak lama setelah Mbak Nurul turun dari bus kota, aku juga
turun. Kemontokan pantat Mbak Nurul yang padat dan kenyala masih
terasa di batang penisku. Sesampainya di rumah oom-ku aku mencari
tempat untuk beronani menuntaskan hasratku yang terputus di bus kota.
Aku mengocok penisku sambil membayangkan menyetubuhi pantat montok
Mbak Nurul, seorang aktivis wanita PKS yang telah aku lecehkan dalam
bus kota siang ini. Dalam waktu beberap menit aku mengerang penuh
kenikmatansambil menyebut nama wanita PKS yg sintal itu. Seusai
menuntaskan hasratku timbul keinginananku untuk memburu wanita PKS
yang aku lecehkan dalam bus kota siang ini. Kebetulan oom-ku adalah
Kabag Personalia di Dephut Yogyakarta mungkin dari situ aku bisa
mendapatkan data tentang wanita PKS yang bersuamikan pegawai Dephut.
Aku beristirahat sejenak dalam kamar yang disediakan tanteku sebelum
sorenya aku menemui oom-ku untuk menanyakan nama Ari dari Dephut yang
saat ini sedang bertugas di Kalimantan. Rupanya aku memang beruntung,
karena data tentang laki-laki bernama Ari yang aku dapatkan dari
suami adik kandung mamaku ini cukup lengkap. Dalam komputer database
Dephut milik oom-ku ada nama Ari yang aku cari lengkap dengan data-
data tentang keluarganya bahkan ada foto dirinya bersama istri dan
kedua anaknya. Karena ada foto istrinya yang tak lain adalah Mbak
Nurul dalam foto tersebut, aku meyakini bahwa nama Ari inilah yang
sedang aku cari. Aku melihat suami Mbak Nurul ternyata bukan laki-
laki yang tampan, tubuhnya juga ceking hanya memang kulitnya putih
bersih. Dalam data tersebut tertulis nama panjang mbak Nurul adalah
Nurul Qomariyah S.Psi, tahun ini usianya sudah 31 tahun dan dia
adalah alumnus fakultas psikologi UGM. Kedua anaknya tertulis bernama
Nidaul Jannah dan Choirunnisa yang memang baru berusia 5 dn 3 tahun
saat ini. Dalam foto tersebut Mbak Nurul tampak cantik dengan jilbab
lebar warna biru dongker dan jubah panjang warna ungu terong. Dalam
foto tersebut terlihat jubah yang dipakai Mbak Nurul tampak membuncit
pada bagian perutnya,agaknya foto ini diambil saat wanita PKS ini
dalam keadaan hamil anak yang ketiga. Selain foto dan data tentang
Mbak Nurul, aku juga mendapatkan alamat rumah Mbak Nurul di Kotagede.
Sayang alamat tersebut tidak mempunyai nomor telepon untuk memastikan
kebenaran alamat tersebut. Aku memang berniat memburu wanita PKS yang
menjdai korban pelecehan seksualku di bus kota siang ini.
Sekitar jam 8 pagi esoknya, aku benar-benar mencari alamat
rumah Mbak Nurul di Kotagede. Alamat rumah tersebut termasuk mudah
sehingga dalam waktu tidak terlalu lama aku berhasil menemukan rumah
wanita PKS ini. Dadaku berdebar keras ketika aku telah berad di depan
rumah Mbak Nurul, aku melihat Mbak Nurul sedang berada di teras
rumahnya. Perempuan aktivis PKS ini terlihat sedang membaca majalah
wanita Ummi sambil menggendong anak bungsunya yang pulas tertidur.
Ketika aku datang sambil memberi salam, wanita PKS ini menjawab
salamku, menatapku dengan tatapan heran. Ketika aku mengaku dari
Dephut sambil menyodorkan bukti yang kuambil dari oom-ku baru, aku
dipersilahkan duduk di teras.
“Silahkan duduk dulu….Saya akan meletakkan anak saya di dalam “kata
Mbak Nurul
“Silahkan, Mbak ” sahutku sambil tersenyum.
Jakunku bergerak turun naik melihat pantat mbak Nurul yang montok dan
bahenol bergoyang-goyang saat dia berjalan masuk ke dalam rumah
sambil membawa anaknya. Jubah panjang warna biru muda yang dipakainya
saat ini, tak mampu menyembunyikan kemontokan pantat wanita PKS yang
sintal dan bahenol ini. Mataku melotot penuh nafsu dengan penis
mulai menegang, melihat goyangan pantat wanita PKS ini sebelum hilang
di balik pintu. Tidak lama aku menunggu karena beberapa menit
kemudian wanita PKS ini keluar lagi dengan wajah penuh tanda tanya.
Aku bersyukur ternyata wanita ini tidak mengenaliku sebagai pelaku
pelecehan seksual terhadapnya di bus kota kemarin siang.
“Maaf..mas ada apa yah?..tentang suamiku?” tanya Mbak Nurul .
Aku tersenyum menatap wajah ayu wanita PKS ini. Pagi ini Mbak
Nurul memakai jubah panjang warna biru muda dengan jilbab lebar warna
putih berenda sementara kakinya terbungkus kaus kaki warna krem.
Sesaat aku terpesona melihat kecantikan ibu muda berjilbab lebar ini.
“Maaf Mbak, ada berita yang ingin aku sampaikan tentang mas
Ari, namun apa ada orang lain di rumah ini karena beritanya mungkin
mengejutkan?” tanyaku
“Ya..ada..adik ipar perempuan saya namun sekarang sedang
mengantar kedua anak saya di TK dan Playgroup dan biasanya langsung
pergi kuliah serta kedua mertua saya namun keduanya juga sedang
mengajar di SMP dan baru pulang siang nanti. Ada berita apa?”jawabnya
dengan nada cemas.
Aku mengangguk-angguk puas sambil berdiri
” Ada musibah yang menimpa suami mbak, tapi sebaiknya aku
sampaikan di dalam saja, jangan di teras ” kataku seraya menepuk
pundak wanita PKS ini.
Mbak Nurul terlihat kaget ketika pundaknya aku tepuk namun
sedetik kemudian wanita PKS yang semula terlihat cerdas itu menjadi
nampak linglung dengan sorot mata bingung. Aku memang tengah
menggunakan ilmu gendam yang aku miliki pada wanita PKS ini dan
agaknya ilmu tersebut berpengaruh terhadapnya. Dengan menyeringai
puas aku menarik Mbak Nurul untuk berdiri lantas aku rangkul
pinggangnya yang masih ramping masuk ke dalam rumahnya. Di dalam
rumah Mbak Nurul, aku melihat rumah ini penuh dengan atribut Partai
Keadilan Sejahtera. Muali dari pintu ruang tamu yang tertempel stiker
PKS lantas di rak buku dalam ruang tamu tampak beberapa buku tentang
Partai berlambang bulan sabit ini, hingga yang paling mencolok adalah
lambang Partai Keadilan Sejahtera tergantung di dinding ruang tamu
dengan ukuran cukup besar. Benar-benar keluarga aktivis PKS yang
militan kataku dalam hati. Aku menatap wajah ayu Mbak Nurul yang
terbalut jilbab lebar dengan penuh nafsu. Tanganku yang memeluk
pinggang rampingnya tak tahan untuk menjamah pantat montoknya lantas
dengan gemas tangaku meremas-remasnya. Ibu muda aktivis PKS menjerit
kecil ketika dengan gemas aku meremas-remas pantatnya yang bahenol
dan montok. Birahiku sudah mulai naik ke ubun-ubun, penisku juga
sudah mulai tegang dan mengeras. Aku mengunci pintu rumah Mbak Nurul
lantas wanita PKS yang masih berpakaian lengkap ini aku tarik masuk
ke dalam sebuah kamar, entah kamar siapa namun aku menduga kamar adik
ipar Mbak Nurul karena di meja kamar tersebut ada sebuah foto wanita
berjilbab lebar dalam bingkai namun wajahnya lebih mirip wajah
suaminya. Latar belakang foto tersebut lambang Partai Keadilan
Sejahtera, agaknya adik ipar yang kata Mbak Nurul masih kuliah ini
juga aktivis PKS.
Mbak Nurul hanya terdiam ketika tubuhnya aku rebahkan di
ranjang kamar adik iparnya sementara birahiku sudah naik hingga ke
ubun. Sungguh aku tak menyangka begitu mudahnya aku memperdaya Mbak
Nurul bahkan wanita PKS yang masih berpakaian lengkap dengan jilbab
lebar dan jubah panjangnya kini rebah terlentang di atas ranjang
depan mataku. Mataku melotot buas ketika kulihat tonjolan segitiga
pada bagian selangkangan Mbak Nurul yang tampak membukit pada jubah
yang dipakainya. Gundukan di tengah selangkangan yang tampak menonjol
membuat penisku terasa kian keras menegang oleh birahi dan aku tak
tahan mengulurkan tanganku meremas-remas bukit kemaluan yang montok
tertutup jubah Mbak Nurul. Mbak Nurul tersentak ketika tanganku
meremas-remas bagian selangkangannya yang membukit, namun pengaruh
ilmu gendamku yang ampuh membuat wanita PKS ini tidak melawan. Tubuh
ibu muda yang alim ini hanya menggeliat-geliat saat jubah yang
dipakainya menjadai kusut pada bagian selangkangan karena remasan
tanganku. Mulutnya mendesah-desah dengan ekspresi yang membutaku
libidoku semakin terangsang. Aku terkekeh melihat gelinjangan Mbak
Nurul yang alim ini saat bagian selangkangannya aku remas-remas.
Puas meremas-remas tonjolan bukit kemaluan Mbak Nurul, mataku
memandang wanita PKS yang terlentang di atas ranjang ini dari ujung
kepalanya hingga ke kakinya. Ibu Muda aktivis PKS ini masih memakai
jilbab lebar warna putih yang berenda, jubah panjang warna biru muda
dan kaus kaki krem yang amsih membungkus kedua kakinya. Dengan birahi
menggelegak, aku naik ke atas ranjang di dekat kaki Mbak Nurul yang
terlentang. Sesaat kemudian, tanganku terulur meraih kedua kaki Mbak
Nurul yang masih terbungkus kaus kaki panjang warna krem. Hanya dalam
waktu beberapa detik tanganku menarik lepas kedua kaus kaki krem
tersebut dan aku lemparkan ke lantai kamar sehingga kaki wanita PKS
ini telanjang.. Mataku membesar ketika melihat kaki telanjang Wanita
PKS berkulit putih mulus ini yang indah putih kemerahan. Kakinya yang
halus dengan otot yang kebiruan terlihat sangat indah dan merangsang
nafsuku membuatku tergerak untuk mengelus-elusnya. Selanjutnya kedua
kaki Mbak Nurul yang telanjang itu aku angkat hingga di depan bibirku
lantas dengan bernafsu bibirku mencium kaki wanita PKS ini mulai dari
telapak kakinya yang halus kemerahan bahkan kemudian lidahku terjulur
menjilatinya. Dalam sekejap telapak kaki Mbak Nurul yang kemerahan
itu menjadi basah kuyup oleh jilatan lidahku dan ciuman bibirku. Kian
lama lidahku pun kian liar menjelajahi sela-sela jemari panjang di
kaki Mbak Nurul yang halus kemerahan tersebut dengan nafas yang
memburu .
Aku kian asyik menjilati kaki wanita PKS ini terus ke atas
melewati mata kakinya. Sementara tanganku dengan nakal menggerayangi
betis wanita PKS di balik jubah panjangnya tersebut. Saat tanganku
menyusup di balik jubah Mbak Nurul, aku mengetahui ternyata wanita
PKS ini memakai rok dalam yang juga panjang hingga mata kaki.
Tanganku meraba-raba merasakan kemulusan betis Mbak Nurul yang masih
tertutup jubah tersebut. Sepasang betis wanita cantik aktivis PKS
yang kenyal ini terasa hangat dan lembut di tanganku yang mengelus-
elusnya penuh nafsu. Bibir dan lidahku pun kian liar menjilati
menikmati kemulusan kaki Mbak Nurul kian ke atas. Dengan bibirku aku
menyingkap ujung jubah yang dipakai wanita PKS ini ke atas sehingga
keindahan betisnya yang mulus mulai terlihat.Bibir dan lidahku terus
bermain di kulit Mbak Nurul yang halus ini dengan penuh nafsu. Betis
putih yang mulus dan ditumbuhi bulu-bulu nan halus ini dalam sekejap
basah kuyup oleh jilatan lidahku dan ciuman bibirku. Nafasku memburu
kian liar sementara ujung kain jubah yang dipakai Mbak Nurul kian
tersingkap ke atas memperlihatkan betis yang putih dan mulus
tersebut. Aku membungkuk menciumi dan menjilati kemulusan betis
telanjang ibu muda aktivis PKS yang berwajah cantik ini, sementara
tanganku menyusup di balik jubahnya kian ke atas mengelus pahanya
yang bulat padat tersebut.
Sekujur betis putih Mbak Nurul yang mulus telah basah oleh
jilatan dan ciumanku dengan birahi menggelegak. Ujung jubah biru muda
yang dipakai ibu muda berjilbab pun tersingkap semakin ke atas,
terdorong oleh bibir dan lidahku. Perlahan-lahan sepasang paha putih
wanita PKS ini mulai terlihat bersamaan dengan jilatan dan ciumanku
yang mulai merambah paha Mbak Nurul. Aku makin bernafsu merasakan
kemulusan paha putih yang kencang dan bulat padat tersebut. Nafasku
terengah-engah menahan birahiku sambil terus menciumi sekujur paha
Mbak Nurul yang mulus tersebut. Sepasang paha yang selalu tertutup
oleh pakaian panjang tersebut kini menjadi basah oleh jilatan lidahku
yang semakin liar. Ujung jubah yang dipakai Mbak Nurul kian
tersingkap ke atas yang akhirnya dengan bantuan kedua tanganku,
pakaian panjang tersebut aku singkap hingga pinggang membuat bagian
bawah tubuh wanita PKS kini telanjang. Aku melotot penuh nafsu
melihat pemandangan yang menggiurkan di depanku ini dan aku nyaris
tak percaya. Seorang ibu muda alim berjilbab dan selalu berpakaian
tertutup kini dalam keadaan setangah telanjang. Perempuan cantik
berjilbab aktivis Partai Keadilan Sejahtera yang semula berpakaian
panjang hingga mata kaki, saat ini pakaian tersebut tersingkap hingga
ke pinggangnya. Bagian atas wanita PKS ini masih nampak rapi dengan
jilbab lebar yang membalut wajahnya, namun paha dan betisnya yang
putih mulus menggiurkan kini telanjang tanpa penutup. Aku mengakui
rumor yang beredar bahwa para wanita berjilbab lebar seperti Mbak
Nurul ini memang mempunyai tubuh yang lebih putih dan lebih mulus
dibanding wanita lainnya. Semula aku mengira kemulusan Mbak Nurul ini
seperti pacarku yang juga berkulit putih , namun saat ini aku
mengakui kalau wanita PKS ini terlihat lebih mulus dan putih
dibanding pacarku.
Usai menciumi dan menjilati betis dan paha Mbak Nurul, mataku
tak berkedip memandang tonjolan di tengah selangkangan Mbak Nurul
yang montok membukit. Aku melihat kemaluan aktivis wanita PKS ini
masih tertutup oleh celana dalam krem dengan ketat. Libidoku kian
terasa liar melihat gundukan kemaluan Mbak Nurul yang menonjol
menggiurkan. Beberapa saat lalu, nafsuku telah terangsang melihat
gundukan montok di selangkangan wanita PKS ini saat terlentang namun
jubahnya belum tersingkap. Bahkan saat itu dengan gemasnya aku
meremas-remas gundukan kemaluan yang membukit itu, sehingga jubah
tersebut menjadi kusut pada bagian selangkangan. Saat ini aku melihat
gundukan kemaluan montok tersebut hanya tertutup oleh celana dalam
warna krem yang agak tipis, sehingga belahan bibir kemaluannya nampak
jelas terbayang bahkan kelentit yang menonjol di antara bibir
kemaluan wanita PKS ini terlihat sangat jelas. Bulu-bulu kemaluannya
yang hitam juga tampak membayang jelas pada celana dalam yang dipakai
Mbak Nurul saat ini. Sungguh sebuah pemandangan yang menakjubkan dan
ada sebuah sensasi sendiri saat aku berhasil melihat bagain vital
seorang wanita aktivis PKS yang cantik seperti Mbak Nurul walaupun
masih tertutup celana dalam. Tanganku memang telah merasakan
kekenyalan bukit kemaluan Mbak Nurul, saat aku remas-remas sebelumnya
tetapi ketika kulihat bentuknya ternyata sangat merangsang birahiku.
Aku memperhatikan wajah Mbak Nurul yang terlentang di depanku
ini. Wajah ayu berbalut jilbab lebar itu tak lagi terlihat linglung
seperti beberpa saat yang lalu. Wajah ibu muda aktivis PKS ini justru
memperlihatkan ekspresi wanita yang tengah terlanda birahi. Aku
menyeringai sejenak sebelum kemudian membenamkan wajahku di tengah
selangkangan Mbak Nurul yang terasa hangat. Hidungku mencium bau
kewanitaan Mbak Nurul yang segar dan wangi, jauh sekali perbedaannya
dibanding bau kewanitaan pacarku. Aku semakin mendekatkan wajahku ke
arah bukit kemaluan Mbak Nurul, bahkan hidungku telah menyentuh
kelentit yang tampak tercetak jelas pada celana dalam. Dengan nafas
yang terengah-engah menahan birahi, lidahku terjulur menjilati
kelentit yang menonjol di antara bibir kemaluan wanita PKS ini. Saat
lidahku mulai menyapu kelentit Mbak Nurul di balik celana dalam warna
krem itu, tiba-tiba pinggul wanita PKS ini menggelinjang dibarengi
desahan ibu muda berjilbab ini.
“Ahh…ahhhhh..ahhh”desah Mbak Nurul yang membuat libidoku
semakin menggelegak.
Aku semakin bernafsu menjilati dan menciumi bukit kemaluan
Mbak Nurul yang masih tertutup celana dalam. Setiap kali lidahku
menyapu permukaan kemaluan Mbak Nurul atau bibirku menciumnya dengan
penuh nafsu, wanita PKS berkulit putih ini menggelinjang dan mendesah-
desah penuh birahi. Lidah dan bibirku seakan berebut merambah sekujur
permukaan bukit kemaluan Mbak Nurul yang masih tertutup celana dalam,
sehingga beberapa saat kemudian celana dalam yang dipakai wanita PKS
ini menjadi basah kuyup. Celana dalam yang dipakai Mbak Nurul
termasuk tipis, sehingga ketika celana dalam wanita tersebut dalam
keadaan basah kuyup oleh jilatan lidahku, semakin terlihat jelas
kemaluan wanita PKS ini. Belahan bibir kemaluan Mbak Nurul dengan
kelentit yang menonjol di tengahnya, terlihat semakin nampak jelas.
Bulu-bulu kemaluan yang tercukur rapi di bukit kemaluan ibu muda ini
juga terlihat semakin jelas. Melihat pemandangan indah di
selangkangan Mbak Nurul, aku menjadi tak sabar sehingga sedetik
kemudian tanganku telah menarik turun celana dalam yang dipakai
wanita cantik aktivis PKS yang alim ini. Sekejap kemudian celana
dalam berwarna krem yang semula menutupi bagian vital Mbak Nurul,
telah teronggok di bawah kakinya. Mataku melotot lebar melihat
selangkangan wanita PKS yang alim ini, kini telanjang tanpa penutup
sehelai benangpun.
“Ouhhhh….Mbak Nurul……”desisku melihat gundukan bukit kemaluan
Mbak Nurul yang kini tak lagi tertutup celana dalam tersebut.
Libidoku menggelegak melihat bagian paling pribadi wanita
alim ini. Aku membandingkan kemaluan Mbak Nurul dengan kemaluan
pacarku. Aku mendapat kemaluan wanita PKS ini jauh lebih merangsang
daripada kemaluan pacarku sendiri. Bibir kemaluan Mbak Nurul terlihat
merekah kemerahan dengan kelentit menonjol kemerahan di tengahnya.
Bulu-bulu kemaluan yang hitam legam tercukur dengan rapi, tampak
kontras dengan putihnya bukit kemaluan wanita PKS ini. Ketika wajahku
mendekat kemaluan yang telanjang tersebut, bau kewanitaan Mbak Nurul
yang menyengat tercium di hidungku. Aku melihat kemaluan Mbak Nurul
sudah basah oleh rangsanganku sebelumnya, bahkan ketika aku
menguakkan bibir kemaluan wanita PKS ini cairan kenikmatan nya jatuh
menetes membasahi sprei.
Aku menjadi sangat terangsang melihat hal ini. Dengan
bernafsu, aku menghirup dan menjilati cairan kenikmatan Mbak Nurul
yang menetes dari kemaluannya. Lidahku merasakan asin saat lidahku
menjilati cairan kenikmatan Mbak Nurul, lantas dengan birahi yang
kian menggelegak lidahku menyapu kemaluan telanjang di antara paha
wanita alim ini. Aku merasa pahan Mbak Nurul bergetar lembut ketika
lidahku mulai menjalar mendekati selangkangan wanita PKS ini. Mbak
Nurul menggeliat kegelian ketika akhirnya lidahku itu sampai di
pinggir bibir kewanitaannya yang telah terasa menebal. Ujung lidahku
menelusuri lepitan-lepitan di situ, menambah basah segalanya yang
memang telah basah itu. Terengah-engah, Mbak Nurul mencengkeram
rambutku dengan satu tangan, perlahan menekan, memaksaku segera
menjilat di daerah yang paling sensitif milik aktivis wanita PKS
inbi.Mbak Nurul menggelinjang-gelinjang hebat ketika lidah dan
bibirku menyusuri sekujur kemaluan ibu muda ini. Mulut wanita aktivis
PKS ini mendesah-desah dan merintih-rintih saat bibir kemaluannya aku
kuak lebar-lebar dan lidahku terjulur masuk menjilati bagian dalam
kemaluannya. Bahkan ketika lidahku menyapu kelentit Mbak Nurul yang
telah mengeras itu, aku teruskan dengan menghisapnya lantas
mengigitnya lembut. Mbak Nurul merintih hebat. Tubuhnya mengejang
sampai punggungya melengkung bagaikan busur panah membuat dadanya
yang montok membusung.
“Ahhhhh….ahhhhhh….ahhhhh”rintih Mbak Nurul dengan jalangnya
disertai tubuh yang menggelinjang.
Kembali kurasakan cairan kenikmatan membasahi kemaluan wanita
aktivis PKS ini yang segera aku hirup dengan mulutku. Lidah dan
bibirku makin liar menjilati di daerah paling pribadi Mbak Nurul yang
kini sudah membengkak kemerahan. Gundukan kemaluan yang putih kemrah-
merahan itu menjadi berjilat-kilat basah dan bulu-bulu kemaluan
wanita PKS yang tercukur rapi pun menjadi busuh kuyup oleh jilatan
lidahku. Aku mengunyah-ngunyah kemaluan Mbak Nurul beberapa saat yang
membuat ibu muda berjilbab lebar ini mengerang dan merintih dengan
tubuh menggelinjang jalang. Lidahku menyusuri belahan kemaluan yang
telah membengkak lantas sekujur permukaan kemaluan yang membukit
montok hingga ke sela-sela kedua pahanya, kemudian menyusuri ke bawah
hingga ke belahan pantat yang tampak.
Aku menjadi semakin gemas melihat belahan pantat Mbak Nurul
yang terlihat sebagian, sehingga dengan bernafsu aku membalikkan
tubuh wanita PKS yang terlentang menjadi tengkurap.Mataku melotot
liar melihat pemandangan indah setelah Mbak Nurul tengkurap. Pantat
wanita PKS yang montok dan telanjang tampak menggunung menggiurkan.
Nafasku terengah penuh birahi memandang kemontokan pantat bundar Mbak
Nurul yang putih mulus itu. Ingatanku melayang saat aku melakukakn
pelecehan seksual terhadap wanita PKS ini di bus kota. Saat itu
penisku yang tegang dan masih dalam celanaku aku gesek-gesekkan pada
belahan pantat Mbak Nurul yang saat itu juga masih tertutup jubah
panjang. Aku tidak menduga kalau saat ini, pantat wanita PKS yang
montok itu dapat aku nikmati tanpa penutup sehelai benangpun.
Birahiku kian menggelegak liar melihat pantat Mbak Nurul yang montok
dan padat. Dengan gemas aku meremas-remas bukit pantatnya dengan
tanganku lantas aku mendekatkan wajahku pada belahan pantat wanita
PKS ini. Lidahku terjulur menyentuh belahan pantatnya kemudian dengan
bernafsu aku mulai menjilati belahan pantatnya yang putih mulus
tersebut. Mbak Nurul mendesah-desah dengan tubuh menggelinjang
menahan birahinya, saat lidahku menyusuri belahan pantatnya hingga
belahan kemaluannya yang kemerahan. Belahan pantat mulus Mbak Nurul
yang putih dalam sekejap menjadi basah berkilat oleh jilatan lidahku.
Kemudian bibir dan lidahku secara bergantian menyusuri sekujur
pantatnya yang menggunung indah bahkan dengan gemas aku mengunyah
pantat montok wanita PKS ini. Tanganku juga menguak belahan pantat
ibu muda ini dan selanjutnya lidahku menyapu daerah anus dan
sekitarnya yang membuat Mbak Nurul mengerang penuh birahi.
Puas menikmati pantat Mbak Nurul yang montok, aku kembali
menelentangkan ibu muda berjilbab lebar ini. Mataku terarah pada
sepasang payudara montoknya yang amsih tersembunyi di balik jilbab
dan jubah yang dipakai Mbak Nurul. Tanganku meraih jilbab lebar
tersebut lantat menyingkapan hingga ke lehernya, kemudian dengan
lincah jari-jari tanganku membuka kancing jubah yang dipakai Mbak
Nurul. Perlahan kemudian kulit mulus Mbak Nurul yang mulus terlihat
dan ketika kancing jubah yang hanya sampai atas perutnya terbuka
seluruhnya, tanganku merogoh ke balik jubahnya lantas menarik
sepasang payudara Mbak Nurul. Akhirnya sepasang payudara wanita PKS
yang semula tersembunyi di balik BH, tersembul keluar dengan puitng
susunya yang telah tegak mengeras. Buah dada Mbak Nurul nampak sangat
montok dan indah. Buah dada yang putih mulus dengan puting susu yang
kemerahan membuatku tak sabar untuk mengunyahnya. Sedetik kemudian,
payudara wanita PKS ini telah berada dalam mulutku yang menngunyah-
ngunyahnya dengan nafsu secra bergantian. Puting susu yang telah
tegak mengeras aku hisap dan aku gigit-gigit membuat Mbak Nurul
terpekik kecil menahan kenikmatan birahinya. Payudara Mbak Nurul yang
putih mulus itu dalam sekejap basah dan penuh dengan bilur-bilur
kemerahan bekas kunyahanku.
Aku sudah tak tahan menahan nafsuku. Jilbab lebar yang
dikenakan Mbak Nurul aku lepaskan sehingga tergerai rambutnya yang
hitam legam. Aku terpesona melihat kecantikan Mbak Nurul yang tidak
lagi berjilbab tersebut.Wajah cantik wanita PKS ini semakin menawan
dengan rambut hitam yang panjang ikal mayang mebuat hatiku bergetar.
Puas menikmati kecantikan PKS ini aku melucuti jubah biru yang
dikenakan Mbak Nurul kemudian disusul sisa pakaian dalam yang masih
melekat di tubuh ibu muda ini. Akhirnya tubuh wanita aktivis PKS yang
semula tertutup rapat dengan jilbab lebar serta jubah panjangnya,
saat ini telanjang bulat tanpa sehelai benangpun di tubuhnya. Aku
tidak menyangka kalau saat ini aku berhasil menelanjangi wanita PKS
yang tampak alim ini dengan jilbab dan pakaian yang tertutup rapat.
Birahiku sudah menggelegak di ubun-ubun dengan penis yang tegang
mengeras. Aku melihat ibu muda aktivis PKS ini mempunyai tubuh yang
indah dan terlihat masih kencang walaupun dia sudah punya anak
tiga.Aku menyusuri keindahan tubuh telanjang wanita PKS ini dari
ujung rambut hingga ke kakinya.Kemudian mataku kembali menatap
kemaluan Mbak Nurul yang indah itu, tangaku kembali terulur menjamah
bagian kewanitaan wanita alim yang telanjang ini.
Aku merasakan kewanitaan Val berdenyut liar, bagai memiliki
kehidupan tersendiri. Warnanya yang merah basah, kontras sekali
dengan rambut-rambut hitam di sekitarnya, dan dengan tubuhnya yang
putih seperti pualam. Dari jarak yang sangat dekat, aku dapat melihat
betapa liang kewanitaan aktivis wanita PKS ini membuka-menutup dan
dinding-dindingnya berdenyut-denyut, sepertinya jantung Mbak Nurul
telah pindah ke bawah. Aku juga bisa melihat betapa otot-otot di
pangkal paha Mbak Nurul menegang seperti sedang menahan sakit. Kedua
kakinya terentang dan sejenak kaku sebelum akhirnya melonjak-lonjak
tak terkendali. Begitu hebat puncak birahi melanda Val, sampai dua
menit lamanya perempuan yang menggairahkan ini bagai sedang dilanda
ayan. Ia menjerit, lalu mengerang, lalu menggumam, lalu hanya
terengah-engah.
Aku kembali berdiri, dan segera melepas seluruh kain yang melekat
di tubuhku termasuk celana dalamku. Batang kejantananku segera
terlihat tegak bergerak-gerak seirama jantungku yang berdegup keras.
Mbak Nurul masih menggeliat-geliat dengan mata terpejam, menampakkan
pemandangan sangat seksi di atas ranjang kamar adik iparnya
ini.Tangan aktivia wanita PKS ini mencengkram sprei bagai menahan
sakit, kedua pahanya yang indah terbuka lebar, kepalanya mendongak
menampakkan leher yang mulus menggairahkan, rambut hitamnya terurai
bagai membingkai wajahnya yang sedang berkonsentrasi menikmati puncak
birahi. Aku menempatkan dirinya di antara kedua kaki Mbak Nurul, lalu
mengangkat kedua paha wanita PKS ini, membuat kewanitaannya semakin
terbuka.
Tanpa aku duga sama sekali, tiab-tiba tangan Mbak Nurul meraih
penisku dan segera menuntun batang kejantananku memasuki gerbang
kewanitaannya. Tak sabar, wanita PKS ini menjepit pinggangku dengan
kedua kakinya, membuat tubuhku terhuyung ke depan, dan dengan cepat
penisku yang tegang segera melesak ke dalam tubuh Mbak Nurul melalui
liang kemaluannya. Bagiku, rasanya seperti memasuki cengkraman licin
yang panas berdenyut. Akupun segera melakukan tugasku dengan baik,
mendorong, menarik kejantananku dengan cepat. Gerakanku begitu ganas
dan liar, seperti hendak meluluh-lantakkan tubuh putih Mbak Nurul
yang sedang menggeliat-geliat kegelian itu. Tak kenal ampun, batang
penisku menerjang-nerjang, menerobos dalam sekali sampai ke dinding
belakang yang sedang berkontraksi menyambut orgasme. Wanita alim
aktivis PKS ini merintih dan mengerang penuh kenikmatan.
Aku mengerahkan seluruh tenaganya menyetubuhi wanita PKS yang
alim ini. Otot-otot bahu dan lenganku terasa menegang dan terlihat
berkilat-kilat karena keringat. Pinggangku bergerak cepat dan kuat
bagai piston mesin-mesin di pabrik. Suara berkecipak terdengar setiap
kali tubuhnya membentur tubuh Mbak Nurul, di sela-sela derit ranjang
yang bergoyang sangat keras. Mbak Nurul merintih dan mengerang begitu
jalang merasakan kenikmatan yang ganas dan liar. Seluruh tubuhnya
terasa dilanda kegelian, kegatalan yang membuat otot-otot menegang.
Kewanitaannya terasa kenyal menggeliat-geliat, mendatangkan
kenikmatan yang tak terlukiskan. Dengan mata terus terpejam, Mbak
Nurul mengerang dan merintih penyerahan sekaligus pengesahan atas
datangnya puncak birahi yang tak terperi. Aku merasakan batang
kejantananku bagai sedang dipilin dan dihisap oleh sebuah mulut yang
amat kuat sedotannya.
Aku tak mampu menahan lagi, Kenikamtan yang kudapatkan dari
jepitan kemaluan wanit alim ini tidak mungkin aku lukiskan. Dengan
geraman liar aku memuncratkan seluruh isi penisku dalam liang vagian
Mbak Nurul, bercipratan membanjiri seluruh rongga kewanitaan wanita
PKS yang juga sedang megap-megap dilanda orgasme sepertiku. Mbak
Nurul mengerang merasakan siraman birahi panas dari ujung penisku
dalam dasar kemaluannnya. Aku merasakan jepitan Mbak Nurul kian ketat
berdenyut-denyut pada batang penisku dan cairan kewanitaan wanita
alim ini terasa mengguyur batang penisku datang bergelombang. Aku
menggeram liar disusul Mbak Nurul yang mengerang dan mengerang lagi,
sebelum akhirnya terjerembab dengan tubuh bagai lumat di atas kasur.
Aku menyusul roboh menimpa tubuh putih Mbak Nurul yang licin oleh
keringat itu. Nafasku tersengal-sengal ditingkahi nafas Mbak Nurul
yang juga terengah bagai perenang yang baru saja menyelesaikan
pertandingan di kolam renang. Tubuhku lunglai di atas tubuh telanjang
Mbak Nurul yang juga lemas.
“Oh, nikmat sekali. Betul-betul ganas…” kata Mbak Nurul
akhirnya, setelah ia berhasil mengendalikan nafasnya yang memburu.
Matanya terpejam dengan senyum yang tersungging di bibirnya. Aku cuma
menggumam, menenggelamkan kepalaku di antara dua payudara Mbak Nurul
yang besar dan lembut.Aku melihat Mbak Nurul masih terpengaruh oleh
sihir gendam yang aku gunakan, walaupun wanita PKS ini telah aku
setubuhi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar